Skip to main content

Dia

Pertama-tama, aku akan mencari tahu semua hal tentangnya. Aku akan menghabiskan waktu-ku berada di sekitarnya, tentu saja tanpa sepengetahuannya. Aku akan mencari tau makanan apa yang dia suka? Anggur putih atau merah? Apakah dia suka fashion? Musik - jenis musik apa? Apakah dia sering olahraga dan jika iya, olahraga apa? Jika tidak, kenapa? Ketika dia berjalan dengan wajah sedikit tersenyum, dan mata yang begitu cerah - apa yang ada dalam pikirkannya? Kenapa dia tidak berangkat kerja dengan mobilnya sendiri? Apakah ia ingin sedikit berjalan kaki atau sekedar berolahraga? Setiap kali berbicara, suaranya begitu lembut - kenapa? Kenapa, kenapa, kenapa. Aku ingin semua jawabannya. 
Setelah aku tau semuanya, aku akan memotong rambutku, merubah cara berpakaianku. Aku akan berhenti minum, atau memakan junk food dan hanya memakan wortel. Aku akan menyingkirkan mobilku, mungkin nanti aku akan membeli sepeda sebagai gantinya. Switch career for sure. Mountain biking bukanlah minatku dari awal, tetapi mungkin nanti aku akan melakukannya sekali-sekali. Aku akan memelihara burung dan ikan. Aku akan bicara dengan cara yang berbeda, mungkin belajar bahasa french juga. Aku akan mulai pergi ke museum. Membeli beberapa karya seni. Aku akan membuat yayasan yang menyelamatkan ikan paus. Aku akan melakukan apapun yang perlu dilakukan - untuknya. 
Dia tidak akan melihatku pada awalnya, terlalu cepat memang dan aku tidak mau membuatnya sedikit takut dengan keberadaanku. Aku akan sangat bersabar. Tetapi cepat atau lambat dia akan bertanya-tanya siapa orang yang yang selalu makan pasta di restoran favoritnya? Siapa yang selalu datang di waktu yang sama dan duduk di meja makan yang terletak tepat di depannya? Begitu dia melihatku aku akan menyapa. Berbicara dengannya. Kita akan berbicara tentang makanan, fashion, musik, olahraga, mobil, semua hal yang dia minati.
Kemudian dia jatuh cinta, aku sudah bisa merasakannya. Dia akan mulai merasa orang ini yang selalu ada di restaurant favoritnya adalah pasangan yang sempurna untuknya. Dia akan pastikan untuk selalu berada di sana pada waktu yang sama setiap minggu. Dan aku akan selalu berada di sana pada waktu yang sama juga. 
Kami berbicara lebih banyak. 
Kemudian… 
Apakah kamu mau pergi ke bioskop dengaku? 
Ya. Jawabnya. 
Kemudian kita pergi berdua. Kita berjalan bersama-sama. 
Dia tersenyum seperti biasa. Aku tersenyum juga. 
Aku mencintaimu katanya. 
Aku mencintaimu. 
Lalu… 
Dia mengajakku ke apartmentnya 
Dia menawarkan secangkir Coffee 
Aku berpamitan pulang, tetapi dia melarangku 
Kemudian dia memelukku 
Kami saling berciuman 
Kemudian...
Kami bercinta 
Hidup berjalan seperti yang sudah seharusnya. Kami saling berbagi semuanya. Dia memasak untukku, kami tidur saling berpelukan. Setiap pagi aku mengecup keningnya, dan berangkat kerja. Kami selalu menyempatkan makan malam bersama, dan dia lebih suka menghabiskan waktu liburnya denganku.
Tahun-tahun berlalu, aku mendapatkan promosi dari kantor. Aku mulai jarang pulang, terlalu sibuk. Aku lebih banyak makan malam di luar dengan rekan kerja. Dia lebih suka menghabiskan waktunya ke salon dan belanja bersama teman-temannya. 
Saat pulang dia sudah tertidur, dan saat aku berangkat dia belum terbangun. Aku mulai lupa seperti apa wajahnya. Dia tidak lagi berjalan dengan wajah tersenyum. Aku tidak lagi ingat cara dia makan, suarannya seakan menjadi sunyi.  
Kami berpisah...
Kemudian aku mengetahui bahwa dia mempunyai hubungan baru dengan orang lain. Dia mendapatkan segala sesuatu yang tidak aku lakukan untuknya. Dia berjalan dengan wajah tersenyum lagi. Dia lebih bahagia. 
Dia tidak lagi seperti sebelumnya.
Dia berubah. 
Begitu juga aku...

Comments

Popular posts from this blog

Stranger III

Aku bergegas pulang, mencuci rambut, mengenakan baju merah dan mencari celana hitam namun tidak berhasil menemukannya di mana pun. Sialan! Di mana aku meletakannya? Tak ada waktu lagi aku memutuskan untuk mengenakan rok hitam. Tersenyum pada diriku sendiri saat berdiri di depan cermin, stoking hitam dan sedikit make-up. Melirik jam, baru sadar sudah jam 18:45. Seharusnya sudah berangkat. Aku memutuskan untuk berjalan ke bar karena cukup dekat, hanya beberapa blok dari tempat tinggalku. Aku mungkin akan memesan minum untuk membuatku sedikit lebih santai dan menunggu Ris. Sesampainya di bar tepat pukul 07:00, aku disambut Sue di depan counter. Aku memesan anggur putih, melirik sekeliling, satu kelompok orang di sebelah bawah bar, beberapa orang di salah satu stand dan beberapa anak perempuan di sudut agak gelap. Ada lagi sekelompok perempuan di ruang sebelah kolam renang tapi mereka semua memakai pakaian hitam atau t-shirt putih. Duduk menunggu, senang bahwa Sue sedikit sibuk k...

Lost Somewhere or Just Living My life?

Oh... waaw.... Sepertinya saya sudah menjadi anak yang hilang, tersesat entah di mana.   Seiring bertambahnya usia, kita terlalu malas mengurusi urusan temeh, drama yang tidak jelas. Fokus pada perjuangan kita sendiri untuk menjadi manusia sehingga setiap momen rentan, mungkin akan berumur pendek dalam ingatan. Saat kamu mencapai tingkat dalam hidup menjadi baik-baik saja, kamu merasa tidak memerlukan apapun lagi. Tapi Kenyamanan itu yang justru menimbulkan kebosanan.     But Sometimes, sometime... I miss those feelings, the freedom, the goosebumps when you see a new place, the joy of traveling, breathing air to your heart's content... being my self.

The Curse

Rabu kemaren salah satu kawan menyebut nama saya jadi salah satu orang yang di kutuk juga... ternyata kutukan ini berisi 11 hal tentang saya dan 11 hal yang harus saya jawab, dan 11 pertanyaan yang harus saya buat... jadi sebenernya gak bener-bener 11 ya... klo di jumlahin malah jadi 33 biji. Haduuhh... Pagi-pagi dah dapet Per Er jugaaa... banyak pulaaa....  Baiklaahhh... ayo kita mulai kerjain Per Er nya... tapi sebelum nulis tuh, saya biasanya ritual dulu, ngopi dulu lah, ngerokok dulu lah, twitteran dulu lah, efbean dulu lah... hehehe... Akhirnya gak nulis-nulis. Canggih ya.... hehe...  11 tentang Floo : 1. Saya anak pertama dari 4 bersodara, entah mungkin karena anak paling gede nih, sejak kecil saya paling sering di suruh ini itu. Mulai ambil kayu bakar di hutan sampe gembala sapi... hehehe.. gak denk. Keluarga mempercayakan banyak hal pada saya... termasuk mengurus diri sendiri. Dari zamannya saya masih SMU sampe kerja, saya ngekos (beli rumah belum mampu w...