“Lihat!.” Malam menunjuk ke arah gadis yang berdiri di ambang jendela...
Senja penasaran, ikut memerhatikan.
"Apa yang harus aku lakukan...? Ya tuhan apa yang harus aku lakukan...?." Lirih gadis itu berulang.
“Siapa dia?” Senja bertanya.
Senyum terkulum, “Hanya perempuan yang jatuh cinta." katanya. Sementara gadis di jendela masih tetap sama. Berdiri dalam resah, berdoa, bertanya.
"Hanya?", Mata bereka bersitatap. Ada secuil kekecewaan.
"Dia perempuan yang jatuh cinta. "
"Apakah jatuh cinta itu sakit, dia tidak terlihat bahagia?" Mata Senja menyipit.
"Dia jatuh cinta pada sesuatu yang tak bisa dia miliki. Dia jatuh cinta pada Pagi." Malam berhenti sampai di sini. Seakan mencari-cari kata yang tepat untuk melanjutkan kisahnya.
"Lalu?", Senja selalu tak sabar.
"Seperti yang kamu tau, tak ada yang bisa mengekalkan Pagi. Dia selalu mengecup dalam diam kemudian hilang. Begitu selalu, datang ketika selaksa warna merah merekah di ufuk timur dan pergi saat mentari semakin tinggi. Dia tidak perduli betapa si gadis begitu rindu menunggu." Malam menghela napas, menatap selembar daun melayang kemudian sentuh tanah.
"Dia tahu, Pagi tak ditakdirkan menjadi miliknya. Kini setiap malam, saat matahari bergerak pelan menyentuh bumi. Gadis ini berdoa. Meminta, dia tidak ingin lagi jatuh cinta."
Malam diam, kata-katanya menjelma gerimis berbisik seperti tangis.
Malam diam, kata-katanya menjelma gerimis berbisik seperti tangis.
"Bolehkah kita jatuh cinta?" Senja bertanya, tak ada jawaban. Langit semakin kelam, hitam sewarna malam.
2 comments:
keren kak floo,,aku ijin ambil sepenggal ya kak,,dn sedikit diubah.. hehehehe
"aku tahu, sabtu tak ditakdirkan untukku. Kini setiap sabtu, rasanya matahari bergerak lambat, dan bulan bergerak pelan. Aku berdoa,semoga sabtu tidak ada, dan aku tidak ingin lagi jatuh cinta"
#ketauan jomblo ngenesnya... :(
kata2 kmu malah lebih baguss.. meski agak keliatan jomblonyaaa...xixixi...
Post a Comment