Skip to main content

Change

Ketika kita sering mengatakan hal-hal seperti 'orang tidak akan pernah berubah', itu membuat beberapa orang berteriak protes. Karena perubahan secara harfiah adalah satu-satunya yang konstan dalam semua ilmu pengetahuan. Energi, materi, selalu berubah. Terlahir, tumbuh, mati.
Cara kita berpegang teguh pada hal-hal tertentu dan bukannya membiarkan mereka berubah menjadi diri mereka sendiri. Cara kita berpegang teguh pada kenangan lama, bukannya membentuk sebuah kenangan baru. Cara kita bersikeras percaya, meskipun setiap indikasi ilmiah mengatakan bahwa apa pun dalam hidup ini adalah permanen.
Perubahan adalah konstan, bagaimana kita melalui setiap step perubahan itu terserah kita. Hal ini akan terasa seperti sebuah kematian. Atau bisa terasa seperti kesempatan kedua dalam hidup.
Jika kita membuka jari-jari kita, mengendurkan genggaman, maka akan terasa seperti letupan adrenalin. Seperti setiap saat, kita dapat memiliki kesempatan lain dalam hidup. Seperti setiap saat, kita bisa dilahirkan sekali lagi.

Comments

Anonymous said…
everybody changing
dan sesuatu hal yang tidak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri, kata si anu :D
floo said…
Si anu yg mana ya... :P

Popular posts from this blog

Lost Somewhere or Just Living My life?

Oh... waaw.... Sepertinya saya sudah menjadi anak yang hilang, tersesat entah di mana.   Seiring bertambahnya usia, kita terlalu malas mengurusi urusan temeh, drama yang tidak jelas. Fokus pada perjuangan kita sendiri untuk menjadi manusia sehingga setiap momen rentan, mungkin akan berumur pendek dalam ingatan. Saat kamu mencapai tingkat dalam hidup menjadi baik-baik saja, kamu merasa tidak memerlukan apapun lagi. Tapi Kenyamanan itu yang justru menimbulkan kebosanan.     But Sometimes, sometime... I miss those feelings, the freedom, the goosebumps when you see a new place, the joy of traveling, breathing air to your heart's content... being my self.

Baik-baik saja... ?

Belakangan ini aku sangat membenci waktu-waktu ini. Waktu di mana aku terdiam menghadap layar komputer tanpa bisa mengetik apa-apa. Aku kesulitan mendefinisikan apa yang aku rasakan, bahkan tidak tahu apa yang aku mau. Tidak ada postingan baru atau puisi-puisi baru yang bisa aku tulis... Bahkan aku mulai terlalu sering menulis status-status yang tidak jelas di facebook yang beberapa waktu ini mulai aku gunakan lagi. Yahoo Messenger yang semakin malam semakin sepi, tidak ada tegur sapa atau keinginan untuk berbicara dengan siapapun. Depresi...? sepertinya tidak, aku pernah merasakan keadaan yang lebih buruk dari sekarang. Bahkan bisa dibilang saat ini keadaanku baik-baik saja, hubunganku dengan kekasihku pun baik-baik saja, bahkan aku merasa kami jauh lebih dekat dari sebelumnya. Kawan ku bertanya, "kenapa tidak pernah posting atau membuat tulisan baru lagi?", "Entahlah, sedang tidak ada inspirasi." Jawabku, dan dalam hati aku tertawa, mengingat kalimat yang aku lont...

Stranger III

Aku bergegas pulang, mencuci rambut, mengenakan baju merah dan mencari celana hitam namun tidak berhasil menemukannya di mana pun. Sialan! Di mana aku meletakannya? Tak ada waktu lagi aku memutuskan untuk mengenakan rok hitam. Tersenyum pada diriku sendiri saat berdiri di depan cermin, stoking hitam dan sedikit make-up. Melirik jam, baru sadar sudah jam 18:45. Seharusnya sudah berangkat. Aku memutuskan untuk berjalan ke bar karena cukup dekat, hanya beberapa blok dari tempat tinggalku. Aku mungkin akan memesan minum untuk membuatku sedikit lebih santai dan menunggu Ris. Sesampainya di bar tepat pukul 07:00, aku disambut Sue di depan counter. Aku memesan anggur putih, melirik sekeliling, satu kelompok orang di sebelah bawah bar, beberapa orang di salah satu stand dan beberapa anak perempuan di sudut agak gelap. Ada lagi sekelompok perempuan di ruang sebelah kolam renang tapi mereka semua memakai pakaian hitam atau t-shirt putih. Duduk menunggu, senang bahwa Sue sedikit sibuk k...