Wednesday, March 24, 2010

Kenapa begitu susah?

Kenapa begitu susah mengatakan "maaf", "kangen", "sayang", "tidak suka", "mau"... atau "tidak mau!" pada seseorang...

Pada seseorang yang (pernah) menjadi cermin dan tempat refleksi bagaimana hebatnya diri kita menjadi orang yang mau berkorban untuk sebuah rasa, pada seseorang yang membuat kita belajar menghargai waktu... bahwa sehari bersama adalah bahagia, semenit bisa membangun surga... dan sedetik bak neraka bila rindu sedang bertamu. Pada seseorang yang membentuk indera perasa ini lebih peka... hingga tak jarang hanya dengan tatapan, kita berfikir bahwa telepati itu benar adanya... pada seseorang yang mampu mengenalkan kita dengan diri kita sendiri... bahwa kita terlalu bersahabat dengan ego... dan berteman dekat dengan ketakutan.

Hmmm... Tidak pernah menyesal mengenal orang yang menjadikan kita pribadi yang jauh lebih super daripada seorang mario teguh, hehe.... Mereka selalu menjadi epidose, jembatan, anak tangga...atau apalah namanya...untuk kita bisa melihat, bahwa hidup ini terlalu sia-sia tuk dijadikan tempat memanjakan elegi.

So,...
Nite sky, The Scientist, and you...
Always grateful with our red, yellow and blue...



*Thanks ya orion aku pinjem ini tulisannya

No comments:

Given

I thought that love would be softer, sweeter and kinder. I found out with my first love that those thoughts were just a happy delusion. Fall...