Tuesday, January 24, 2012

Honey

Honey...
I really don't understand what's going on with you, like if you're mad or just trying to avoid the fact your mad. Did I do something wrong...?
Whatever the case may be, I'm sorry. 
I want to know what I could possibly do to make it up to you cause I love you and I can't lose you. 
I'm sorry if I hurt you, I understand how much you must hate me right now but please... honey... please... I really, truly am sorry...

Friday, January 6, 2012

Dear My First Something

I can’t forget that first night. One little kiss led to hundreds more if not thousands. My last two weeks simply magical and over half the time was spent in your bed. 
We never went too far but o my gosh your kisses and your lingering caresses. I found it so hard to breath. It was incredible to have you explore almost every last inch of me. Sometimes hard, sometimes gentle, sometimes playful but always passionate. 
The intensity of your gaze, your warm skin against mine, our carefree laughter and the comfortable silence. I felt as if I had no control over what was happening even though I guided your hand. 
I was completely lost, I was completely yours... And then I was yours again and again...

Thursday, January 5, 2012

Pagi

Hal pertama yang aku lihat saat membuka mata adalah warna pucat kamarku sendiri. Ada aroma sedap menyeruak dari arah dapur ketika pintu berderit terbuka. lalu perempuan ini pun masuk. 
"Sudah bangun, sayang?" Dia bertanya seraya menutup pintu di belakangnya. Sebelah tangannya membawa nampan berisi cangkir kopi panas. Ini untuk yang ke tiga kalinya dia menghabiskan malam di tempatku. 
"Hai, pagi." Balasku sambil menegakkan diri.
"Apa yang kamu pikirkan?" Bisiknya. Dia duduk dan mencondongkan badan sehingga wajahnya hanya berjarak beberapa inci dari wajahku.
"Kamu baik-baik saja? Kamu berkeringat."
"Aku baik-baik saja, hanya mimpi buruk." Aku menggeleng perlahan.
"Hmm... Tidak ada gunanya membiarkan mimpi buruk merusak suasana hati kamu pagi ini. Begini saja, aku akan melakukan apa pun yang aku bisa untuk membuatmu happy pagi ini.” Ujarnya menenangkan.
"Apa pun yang membuat aku happy?" Tanyaku senang membayangkan seharian bersamannya, tapi tiba-tiba perutku berbunyi. 
"Kamu lapar," katanya cepat dan berdiri dari tempat tidur. 
“Aku tadi membuatkanmu wafle dan kopi. Kurasa akan lebih enak jika di makan selagi hangat.” Ajaknya, baiklah aku menyerah perutku memang perlu diisi. Dan kesenangan harus menunggu dengan sabar beberapa menit lagi.

Given

I thought that love would be softer, sweeter and kinder. I found out with my first love that those thoughts were just a happy delusion. Fall...