Wednesday, April 21, 2010

Sastra Lesbian dan Penumpang Gelap

Jika sastra lesbian diibaratkan penumpang, "Adakah kendaraan umum yang sudi mengangkut penumpang gelap?"

-------------------

Sastra adalah sastra. Sastra tak bergender dan tidak terjebak dalam labirin hetero, lesbian atau homoseksual. Mutiara sastra senantiasa bercahaya, meskipun terendam lumpur lesbian. (Nepenthes)


Karya sastra merupakan saripati kehidupan yang telah diolah dan diramu sedemikian rupa dan dibentuk sesuai struktur hukum sastra itu sendiri, yang kemudian pada hakikatnya membentuk bangun yang indah dan estetik. Terlepas dari siapapun yang merangkainya, hetero, lesbian, atau homoseksual, anak kecil, dewasa atau bahkan orang tua. Tak ada batasan dan rantai moral dalam sebuah penciptaan karya sastra. Karena dengan kesusastraan, seorang diasah kreativitas, perasaan, kepekaan dan sensitivitas kemanusiaannya, sehingga terhindar dari tindakan-tindakan yang destruktif, sempit kerdil dan picik...

2 comments:

Anonymous said...

saat blog mulai kehilangan pamor, saat itu pula sastra lesbian meredup. ^niagara^

Floo said...

Salah satu penyebabnya mungkin maraknya berbagai website jaringan pertemanan yang kini menjadi begitu populer, sehingga orang2 malas mengupdate blog dan blogwalking...

Tapi knapa tidak kita juga memanfaatkan website2 tersebut sebagai tempat untuk menulis karya sastra hingga bisa di nikmati banyak orang...

Given

I thought that love would be softer, sweeter and kinder. I found out with my first love that those thoughts were just a happy delusion. Fall...