Saturday, November 6, 2010

sekali-kali curat...

Akhir Oktober berarti waktunya Halloween dengan pesta dan perayaan lainnya. Kostum, laba-laba, hantu, labu, topeng, permen, dan banyak pesta. Tetapi halloween tidak melulu tentang semua kegilaan dan hingar bingar. Mungkin bisa menjadi waktu yang tepat untuk mengingat apa yang tersembunyi di belakang kostum dan topeng yang kita pakai, tidak hanya pada saat Halloween - tetapi yang kita pakai setiap hari.

Banyak faktor yang mendorong dan menarik kita menjadi seseorang yang berbeda dan berlawanan, menjadi seseorang yang mungkin bukan diri kita sendiri. Lebih mudah untuk menjadi orang lain - untuk menjadi seseorang yang orang tua inginkan, atau yang masyarakat inginkan. Tapi jauh lebih sulit untuk mengikuti suara hati kita sendiri, dan melakukan apa yang terasa benar - bahkan jika itu berarti harus berenang melawan arus di sekitar kita.

Dan akhirnya kostum dan topeng adalah pilihan pertama untuk menyelesaikannya. Pikirkan saat ketika sengaja menyembunyikan orientasi seksual kita. Atau jika berada dalam hubungan dengan seseorang yang tidak kita cintai. Pikirkan semua waktu yang kita habiskan hanya untuk menyembunyikan diri kita sendiri.

Saat aku berbicara dengan seorang perempuan di taman. A stright women tentu saja, dan bagaimana aku melihat diriku sendiri berubah menjadi lebih feminim, menjadi bukan diriku sendiri. Aku sedang berusaha menyamar sebagai wanita yang berbeda. Tapi itu kostum. Dan itu bukan aku.

But this Halloween, I want to be me. And as it turns out, it’s the hardest – and most important – someone that any of us could hope to be.

God has given you one face, and you make yourself another. -William Shakespeare

No comments:

Given

I thought that love would be softer, sweeter and kinder. I found out with my first love that those thoughts were just a happy delusion. Fall...