Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2012

Stranger III

Aku bergegas pulang, mencuci rambut, mengenakan baju merah dan mencari celana hitam namun tidak berhasil menemukannya di mana pun. Sialan! Di mana aku meletakannya? Tak ada waktu lagi aku memutuskan untuk mengenakan rok hitam. Tersenyum pada diriku sendiri saat berdiri di depan cermin, stoking hitam dan sedikit make-up. Melirik jam, baru sadar sudah jam 18:45. Seharusnya sudah berangkat. Aku memutuskan untuk berjalan ke bar karena cukup dekat, hanya beberapa blok dari tempat tinggalku. Aku mungkin akan memesan minum untuk membuatku sedikit lebih santai dan menunggu Ris. Sesampainya di bar tepat pukul 07:00, aku disambut Sue di depan counter. Aku memesan anggur putih, melirik sekeliling, satu kelompok orang di sebelah bawah bar, beberapa orang di salah satu stand dan beberapa anak perempuan di sudut agak gelap. Ada lagi sekelompok perempuan di ruang sebelah kolam renang tapi mereka semua memakai pakaian hitam atau t-shirt putih. Duduk menunggu, senang bahwa Sue sedikit sibuk k...

Stranger II

Aku mencoba menghubungi Ris sore hari, sayangnya hanya mesin penjawab yang menerima panggilanku.  "Hai, Sayang," sapaku "Hanya ingin berbicara, aku merasa ingin mendengar suaramu! Tidak perlu membalas telponku, aku akan menelepon lagi malam ini seperti biasanya. Oh dan Sayang... Aku pikir kita harus bertemu sesegera mungkin." Aku tidak merencanakan mengatakannya, tapi, setelah mengatakannya, aku senang. Mari kita selesai dengan cepat, merasakan sentuhan, bahkan bercinta. Mungkin dengan begitu aku bisa mengeluarkan wajah Pat dari pikiranku.  Aku bermimpi malam itu tidur dalam pelukan Pat. Memandang wajahnya, melihat bibirnya mendekat saat ia menundukkan kepala perlahan-lahan menyentuh bibirku. Saat bibir kita bersentuhan, aku terbangun dengan perasaan kosong, kehilangan . Menyadari itu hanya mimpi. Aku berbaring di tempat tidur menunggu debaran dadaku kembali normal. Apa yang terbaik untukku? Bertemu Ris dan belajar mencintai wajah dan tubuhnya, tahu b...

Stranger I

"Jadi. Kapan kita ketemu, Vee? " Tanyanya lagi. Aku ragu, masih enggan memutuskan kapan waktu yang tepat untuk bertemu dengannya. Aku tidak sepenuhnya bisa menjelaskan alasan kenapa aku masih ingin membatasi semua komunikasi kami hanya sebatas sms, chat, atau telepon, bahkan setelah sekian lama.  "Aku sibuk, Ris. Pekerjaanku akhir-akhir ini agak sedikit banyak. Aku tahu kamu sama sibuknya seperti aku minggu ini, dan aku ingin kita benar-benar memiliki banyak waktu nanti. Kamu tidak mau kita diburu-buru waktu kan? " Bujukku. Aku tahu bahwa Ris tidak senang dengan jawaban ini, tetapi, seperti biasa, ia selalu menerimanya dengan cukup baik. "Baiklah, bila kamu siap aku yakin waktunya memang tepat. Anyway… Aku harus buru-buru sekarang sayang. Aku ada pertemuan pukul sepuluh. Call you tonight.”  Aku tahu aku tidak sepenuhnya adil. Dia sudah kembali tinggal di Perth selama lebih dari sebulan dan kita sudah saling berkomunikasi secara intens selama bebe...

The Horniest of The Seasons

Seharusnnya saat ini musim semi klo kita punya 4 musim... lalu di tempat kita? Kadang panas kadang hujan.. bahkan kebanyakan panas sampe bikin kulit menghitam. Banyak sinar matahari , burung, tank top, sandal jepit dan kulit kemerahan yang terbakar . Orang sering berspekulasi bahwa Musim seperti ini hampir mirip dengan musim semi, the horniest of the seasons, meski secara pribadi aku merasa selalu bergairah setiap musim. Aku bisa mengerti mengapa Musim Semi membawa kita ke tingkat berikutnya . Setelah winter yang panjang dan dingin , orang muncul saat Spring dengan pakaian skimpier , lebih banyak energi dan keinginan untuk bergerak. Sangat mudah untuk melihat bagaimana suasana mungkin menyebabkan lebih banyak sex Hmm... sex...