Alex mengurungkan niatnya untuk protes, saat
perempuan itu mengulurkan tangan memperkenalkan diri. Dilihat dari
penampilannya, usia perempuan ini tidak jauh beda dengannya.
"Samantha...
Dan kamu Alexa yang tidak mengikuti instruksiku." samantha mengenggam tangannya, dan untuk beberapa saat dia
tidak langsung melepaskannya. "Kamu seharusnya berdiri
di sana, menunggu dengan sabar, bukan nongkrong di bar." Alex baru sadar
ternyata Samantha adalah penulis catatan misterius itu.
Alex masih terdiam, mengamati dan merasa tidak menghiraukan minuman tambahan yang disimpan di depan mereka.
"Mungkin sebaiknya kita bisa minum dulu? " Samantha mendorong salah satu gelas tepat di depannya.
"Tentu
saja, terima kasih." Alex menghabiskan minumannya hanya dalam satu
tegukan dan mulai merasakan sensasi panas pada indra di dalam mulut dan
tenggorokannya. Hawa panas tidak membuat kelelawar di dalam perutnnya
berhenti mengepak, perutnya masih terasa mulas. Dia berpaling kepada
Samantha, dan dalam waktu yang bersamaan merasa terpesona oleh leher,
dan tenggorokan yang bergerak saat dia meneguk minumannya.
"Maaf, tapi aku tidak ingat pernah bertemu kamu di pesta."
Samantha
mengangguk, "Itu benar. Aku tidak berada di pesta malam itu. Aku berada di sana sebelumnya untuk bekerja, bahkan kamu sempat menilai
pekerjaanku dan meminta kartu nama yang kebetulan saat itu aku
tidak punya." Samantha memutar matanya mengejek dirinya sendiri, "Kata
Nat dia bisa memberikan satu kartu namaku nanti. Aku pikir
pertemuan ini lebih kreatif daripada hanya menelepon dan meminta kamu untuk jalan bersamaku bukan? "
"Aaahhh",
Alex tersenyum, dia mulai ingat perempuan dengan topi baseball yang
hilir mudik mendesain ruangan pesta. Dia pernah bertanya pada Nat dan
Nat bilang dia tidak yakin apakah perempuan itu straight atau gay. Jadi
saat itu dia tidak meneruskan mencari tahu.
"Jadi Nat tidak memberitahu kamu di mana aku bekerja?"
"Tidak,
tapi aku menelepon untuk meminta kamu keluar makan siang dan asistenmu
bilang kamu sedang tidak ada di tempat, jadi aku meminta alamat
darinya, dan kebetulan aku sudah tahu mobil mana yang kamu kendarai."
Ketika Samantha
menyeringai, semuanya berbinar - gigi, mata, anting - it was all too
much.
"Kamu sangat jeli rupannya." Alex berkata, terkejut dengan keterusterangan dan ketegasan perempuan yang berada di hadapannya.
"Ya..
ketika aku menghitung." Samantha menggerakan alis secara sugestif .
Dan keduannya tertawa seakan mencairkan ketegangan di antara mereka.
"Jadi," lanjut Samantha unflustered, "Apakah kamu tertarik?"
Kelelawar
yang dari tadi tidak berhenti meronta-ronta di dalam perutnya mulai
kelelahan mengepakkan sayapnnya. Minuman keras itu sudah mencapai
mereka rupannya. Alexa tersenyum, tidak yakin dia benar-benar menangkap
maksud pembicaraan Samantha.
"Dalam hal apa sebenarnya?"
"Berkencan denganku kapan-kapan?" Jawab Samantha sederhana.
Merasa berani karena pertanyaan terus terang Samantha, dia membalas, " I am out with you already, dan ya aku tertarik."
Samantha
tersenyum penuh arti, dan mengangkat alisnya yang terpahat dengan
sempurna, Dia memanggil si bartender dan memesan segelas anggur
untuknya "Hanya itu yang ingin aku dengar.", Ujarnya. Kemudian dia menyarankan mereka mencari
meja kosong.
"Mengapa kamu memintaku untuk memakai pakaian ini secara khusus?"
"Aku
ingin pastikan untuk mengenali kamu dalam gelap, dan juga karena," dia
menghirup anggurnya dan mengedipkan matanya sedikit nakal "Kamu terlihat begitu
menarik mengenakannya.".
Alex menyeringai, mengejek sambil menggeleng tidak setuju, "You are such a flirt!”
Samantha terlihat senang dengan komentar Alex , “Why, but thank you very much!”
Alex merasa perlu mengganti topic pembicaraan ke wilayah yang lebih aman, "Di mana kamu tinggal? Hobi?"
"Well
....",
Samantha menggoyangkan gelas minumannya, "Aku tinggal di Grove, tidak
memiliki hewan peliharaan karena aku jarang pulang. Sangat suka buku
sekalipun aku tidak pernah mempunyai banyak waktu
untuk membaca. Aku orang yang terlalu banyak bicara di telepon, dan
kecanduan kafein. "
“That’s all?” Alex meragukan, “No dirt?”
Samantha
tertawa, “Plenty of dirt, tapi aku akan simpan itu untuk lain waktu.
Sebenarnya, aku sudah terlalu banyak menghabiskan waktu dan energi
pada bisnisku, dan semuanya berjalan dengan baik, sehingga saat ini aku merasa dapat memiliki hidup lagi… atau semacamnya. "
"Jadi ini adalah prosedur operasi yang normal untukmu, mengirim catatan provokatif?" Alex bertanya.
Samantha
menggeleng, "Biasanya aku tidak mengejar wanita dengan begitu berani
seperti sekarang, tapi aku membuat pengecualian dalam kasusmu.
Selain itu, aku pikir kamu orang yang cukup berani."
"Oh sungguh, dan kenapa begitu?"
"Hanya
perasaan saja. kamu tahu, aku melihatmu sebelum pesta, dan hari
berikutnya aku datang lebih awal untuk membersihkan. Aku melewati
kamar anak itu dan melihatmu meringkuk di tempat tidur mobil balap
kecil itu dan Itu sangat .. ", Samantha memiringkan kepala dan memberi
Alex senyum, manis dan lembut, "Menarik." Samantha menyorongkan gelas
anggur ke samping, "Aku harus berhenti.. rasannya aku
sedang memonopoli pembicaraan. "
"Tidak
sama sekali." Hibur Alex, dia seakan tidak sadar membiarkan matanya
menjelajah kemanapun yang dia suka. Mata Samantha, pipi merah, kontras
antara bibir dan gigi lurus yang begitu rapi, telinga yang halus.
Segala sesuatu tentang wanita itu berpendar. Dia cantik, cukup cantik.
"kamu sangat cantik." Tanpa sadar alex mengakui hal ini dengan keras.
Dia meminta maaf, "Aku seharusnya tidak minum terlalu banyak!"
Samantha
tersenyum perlahan, dan menggenggam tangan Alex. "Terima kasih, aku
merasa tersanjung. Aku juga menganggap kamu sangat menarik. Apa yang
ada di pikiranmu saat menerima catatan itu? "
"Aku
pikir salah satu teman sedang membuat lelucon, tetapi kamu bisa lihat yang aku kenakan sekarang, aku tidak
yakin."
"Aku senang kamu memutuskan untuk datang."
"Aku juga."
Kelelawar
mabuk berputar dalam perutnya. Jari Samantha telah berada di antara
jemarinnya sehingga sulit untuk membedakan siapa sebenarnya yang
memegang tangan.
Samantha membuyarkan lamunan Alex "Giliranmu untuk membertahu aku semuanya."
"Apa yang benar-benar ingin kamu tahu?" Tanya Alex.
Samantha
memejamkan mata, tersenyum dan kemudian menjawab, "Aku benar-benar
ingin tahu ... semua hal yang sangat pribadi tentangmu, dan aku
lebih suka mencari tahu dari kamu secara langsung. Tapi yang paling ingin
aku tahu adalah kapan aku bisa melihatmu lagi. "
Alex
berkata dia akan menjawab pertanyaannya saat dia kembali dari toilet,
dan minta diri. Dia berhenti di tempat kartu kosong yang berada di meja
bar dan menulis catatan kecil untuk, dan tip bartender dua
puluh dolar untuk mengirimkannya segera. Kemudian dia berjalan ke pintu
keluar dan pulang.
Catatan itu berbunyi:
Samantha, sekarang kita telah saling kenal dan saya juga yakin sepertinya kita saling menyukai satu sama lain. Karena kamu sudah sangat baik terhadap saya, saya akan berterima kasih untuk minumannya dan menawarkan untuk membalas kebaikanmu di tempat saya ... Sekarang!!! 1815 Darden Rd. Pergi ke sebelah kiri taman, ujung jalan, gerbang pertama. Apartemen # 4 ~Alex
Tamat.
3 comments:
Mau yg note #3 yank.. Bagian Samantha ke Apartemen Alex :p
-DF-
:D aku juga mauuu baca lanjutanny yg note #3 dunk, tante *berharap byk hal2 yg iya2 yg tjd di apartemen Alex? *.*
@dP & @Alev : gak ada kelanjutannya sodara-sodaraaaa.... :D
Post a Comment