Skip to main content

Yogyakarta


Jogja tempat rangkaian sejarah, kisah, dan kenangan yang saling berkelindan di tiap ruas jalan. Bertahun sejak pertama kalinya menginjak kota ini... tidak banyak berubah. Dan selalu setiap kali pulang, ada yang tertinggal, ada yang hilang, ada yang melekat dalam ingatan, kenangan lama dan baru.
Kali ini saya menyusuri jalan malioboro tidak sendiri, ada tangan yang menggenggam bahkan sesekali memeluk diselingi candaan ringan. di sekitar kami orang-orang berdesak-desakan di sepanjang Jalan. Berdiri di trotoar bahkan meluber hingga badan jalan. Suasana begitu gaduh dan riuh. Tawa renyah saling beradu dengan jerit klakson mobil, suara alunan gamelan kaset dan teriakan pedagang yang menjajakan dagangannya berbaur menjadi satu.
Aneka cinderamata buatan, hiasan rotan, perak, kerajinan bambu, wayang kulit, blangkon, miniatur kendaraan tradisional, asesoris, hingga gantungan kunci semua di tawarkan. Kami berdua sesekali mencoba melihat-lihat. 

Berkeliling dengan becak adalah pilihan kami menikmati kota jogja sambil merasakan suasana yang lebih santai. Alun-alun selatan tempat beringin kembar juga tidak lupa kami datangi. Mencoba membuat satu keinginan dan menutup mata sambil melewatinnya. Menikmati makan malam yang romantis di warung lesehan sembari mendengarkan pengamen jalanan mendendangkan lagu "Yogyakarta" milik Kla Project. Aku bahkan berulang-ulang meminta lagu lain dari penyanyi yang sama. Sesekali mengajak ngobrol pengamennya saat dia istirahat menyanyika lagu-lagu yang kami pesan.
Pesona kota ini tak pernah pudar oleh jaman. Seperti kalimat awal yang ada dalam sajak Melodia karya Umbu Landu Paranggi "Cintalah yang membuat diriku betah sesekali bertahan", kenangan dan kecintaan banyak orang terhadap kota ini lah yang membuat eksotisme kota jogja terus berpendar hingga kini memaksa siapapun untuk terus kembali ke kesana.


~Yogyakarta, 2 Maret 2013



Comments

Popular posts from this blog

Stranger III

Aku bergegas pulang, mencuci rambut, mengenakan baju merah dan mencari celana hitam namun tidak berhasil menemukannya di mana pun. Sialan! Di mana aku meletakannya? Tak ada waktu lagi aku memutuskan untuk mengenakan rok hitam. Tersenyum pada diriku sendiri saat berdiri di depan cermin, stoking hitam dan sedikit make-up. Melirik jam, baru sadar sudah jam 18:45. Seharusnya sudah berangkat. Aku memutuskan untuk berjalan ke bar karena cukup dekat, hanya beberapa blok dari tempat tinggalku. Aku mungkin akan memesan minum untuk membuatku sedikit lebih santai dan menunggu Ris. Sesampainya di bar tepat pukul 07:00, aku disambut Sue di depan counter. Aku memesan anggur putih, melirik sekeliling, satu kelompok orang di sebelah bawah bar, beberapa orang di salah satu stand dan beberapa anak perempuan di sudut agak gelap. Ada lagi sekelompok perempuan di ruang sebelah kolam renang tapi mereka semua memakai pakaian hitam atau t-shirt putih. Duduk menunggu, senang bahwa Sue sedikit sibuk k...

Lost Somewhere or Just Living My life?

Oh... waaw.... Sepertinya saya sudah menjadi anak yang hilang, tersesat entah di mana.   Seiring bertambahnya usia, kita terlalu malas mengurusi urusan temeh, drama yang tidak jelas. Fokus pada perjuangan kita sendiri untuk menjadi manusia sehingga setiap momen rentan, mungkin akan berumur pendek dalam ingatan. Saat kamu mencapai tingkat dalam hidup menjadi baik-baik saja, kamu merasa tidak memerlukan apapun lagi. Tapi Kenyamanan itu yang justru menimbulkan kebosanan.     But Sometimes, sometime... I miss those feelings, the freedom, the goosebumps when you see a new place, the joy of traveling, breathing air to your heart's content... being my self.

The Curse

Rabu kemaren salah satu kawan menyebut nama saya jadi salah satu orang yang di kutuk juga... ternyata kutukan ini berisi 11 hal tentang saya dan 11 hal yang harus saya jawab, dan 11 pertanyaan yang harus saya buat... jadi sebenernya gak bener-bener 11 ya... klo di jumlahin malah jadi 33 biji. Haduuhh... Pagi-pagi dah dapet Per Er jugaaa... banyak pulaaa....  Baiklaahhh... ayo kita mulai kerjain Per Er nya... tapi sebelum nulis tuh, saya biasanya ritual dulu, ngopi dulu lah, ngerokok dulu lah, twitteran dulu lah, efbean dulu lah... hehehe... Akhirnya gak nulis-nulis. Canggih ya.... hehe...  11 tentang Floo : 1. Saya anak pertama dari 4 bersodara, entah mungkin karena anak paling gede nih, sejak kecil saya paling sering di suruh ini itu. Mulai ambil kayu bakar di hutan sampe gembala sapi... hehehe.. gak denk. Keluarga mempercayakan banyak hal pada saya... termasuk mengurus diri sendiri. Dari zamannya saya masih SMU sampe kerja, saya ngekos (beli rumah belum mampu w...