Friday, November 20, 2009

You Broke My Heart.



Every single fucking day. You tell me that you love me.But you broke my heart.There are still holes left in my soul. Some pieces of me will never be restored. Nothing will ever change the way I feel. We've known each other forever. And if it weren't for your infidelity, I would've stayed here with you, For the rest of my life. But you made a mistake. Now you have to live with it. You aren't my soulmate. I wonder if soulmates even exist.I hope like hell that true love is real. All the time.

Tuesday, October 27, 2009

Tanya tentang Orientasi Seksual: Kenapa Saya Gay/Lesbian?

Ada beberapa artikel menarik yang penah aku baca, dan salah satunya ini...
Informasi ini hanya sebagai kick start, untuk mendalami lebih jauh (search di internet, tanya psikolog indonesia, ahli ilmu sosial, tanya temennya yang kuliah di psikologi, sosiology, study gender (anak agung), budaya gay (anak agung).
Sumber informasi adalah American Psychological Association mungkin berguna sekali buat kamu yang masih bimbang atau kurang percaya diri akan seksualitas kamu, tapi bagus juga disimak buat yang (merasa) sudah mengerti.

1. Apa yang Dimaksud dengan Orientasi Seksual?
Orientasi seksual adalah ketertarikan emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang yang bertahan lama terhadap orang lain. Orientasi seksual mudah dibedakan dari berbagai unsur seksualitas yang lain termasuk kebutuhan biologis, identitas jender (kesadaran psikilogis sebagai lelaki atau perempuan) dan peran-peran sosial berdasarkan jender (kepatuhan pada adat istiadat tentang perilaku lelaki atau perempuan).

Orientasi seksual terentang dari sepenuhnya homoseksual sampai sepenuhnya heteroseksual termasuk berbagai ragam biseksualitas. Biseks bisa mengalami ketertarikan emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang pada sejenis atau lawan jenis. Orang yang memilki orientasi homoseksual sering disebut gay (bagi lelaki dan perempuan) atau lesbian (perempuan saja).

Orientasi seksual dapat dibedakan dari perilaku seksual karena orientasi seksual hanya mencakup perasaan dan kesadaran-diri. Seseorang dapat mengekspresikan atau tidak mengekspresikan orientasi seksual mereka dalam perilaku mereka.

2. Apa yang Menentukan Orientasi Seksual Seseorang?
Banyak teori tentang asal-usul orientasi seksual seseorang; sebagian besar ilmuwan saat ini sepakat bahwa orientasi seksual disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara faktor lingkungan, kognitif dan faktor biologis. Pada sebagian besar orang, orientasi seksual terbentuk pada masa kecil. Akhir-akhir ini terdapat cukup banyak bukti yang mengatakan bahwa faktor biologis, termasuk faktor genetis dan hormonal memainkan peran cukup besar dalam seksualitas seseorang. Dapat disimpulkan: sangat penting untuk menyadari bawa banyak faktor yang menentukan orientasi seksual seseorang, dan faktor-faktor tersebut bisa berbeda untuk masing-masing orang.

3. Apakah Orientasi Seksual itu Pilihan?
Tidak, manusia tidak dapat memilih jadi gay atau straight. Orientasi seksual terbentuk pada masa awal remaja tanpa didahului pengalaman seksual. Meskipun kita dapat memilih untuk mengikuti atau tidak mengikuti perasaan (orientasi seksual) kita, psikologis tidak menganggap orientasi seksual itu sesuatu yang dapat dipilih secara sadar dan dapat diubah dengan bebas.

4. Dapatkah Terapi Mengubah Orientasi Seksual?
Tidak. Meskipun sebagian besar homoseksual hidup bahagia, beberapa homoseks atau biseks ingin mengubah orientasi seksualnya melalui terapi, seringkali karena tekanan keluarga, atau tekanan kelompok agama, dan berusaha untuk berubah. Kenyataannya homoseksualitas bukan penyakit. Homoseksualitas tidak memerlukan perawatan dan tidak bisa berubah.

Namun, tidak semua gay, lesbian dan biseks yang meminta bantuan ahli jiwa ingin mengubah orientasi seksual mereka. Gay, lesbian, dan biseks dapat meminta bantuan psikiater pada saat proses membuka diri sebagai gay atau dalam menghadapi syakwasangka terhadap gay, tetapi sebagian besar meminta bantuan ahli jiwa untuk masalah-masalah kehidupan yang juga dihadapi orang-orang straight.

5. Bagaimana dengan Terapi Konversi
Sejumlah terapist yang mempraktekan terapi konversi melaporkan bahwa mereka telah berhasil mengubah orientasi seksual pasien mereka dari homseksual ke heteroseksual.
Penelitian lebih dalam terhadap laporan-laporan ini mengungkapkan beberapa hal yang menimbulkan keraguan terhadap klaim-klaim mereka. Misalnya, banyak klaim keberhasilan tersebut berasal dari organisasi yang memiliki perspektif ideologi yang mengutuk homoseksualitas.

Terlebih lagi, klaim mereka tidak didokumentasikan secara baik. Misalnya, orang yang telah selesai dirawat tidak diamati dan dilaporkan perkembangannya dari waktu ke waktu, ini merupakan prosedur standar untuk menguji kesahihan perawatan penyakit kejiwaan apapun.

Asosiasi Psikolog Amerika prihatin terhadap terapi-terapi yang dapat merugikan pasien. Pada tahun 1997, Dewan Perwakilan Asosiasi mengeluarkan resolusi yang menegaskan penolakan terhadap terapi yang homophobic tersebut dan menegaskan hak pasien untuk mendapatkan perawatan yang tidak bias dan hak untuk menentukan sendiri. Setiap orang yang mengikuti terapi memiliki hak untuk mendapatkan perawatan dalam lingkungan yang netral, profesional, dan tidak bias sosial.

6. Apakah Homoseksualitas itu Penyakit Kejiwaan atau Problem Emosional?
Tidak. Psikolog, psikiater, dan ahli kejiwaan yang lain sepakat bahwa homoseksualitas bukan penyakit, kekacauan mental atau problem emosional. 35 tahuin penelitian ilmiah yang dirancang secara baik dan obyektif telah menunjukkan bahwa homoseksualitas itu sendiri tidak ada kaitannya dengan kelainan jiwa, problem emosional maupun problem sosial. Homoseksual pernah dianggap sebagai penyakit kejiwaan karena ahli-ahli jiwa dan masyarakat mendapatkan informasi yang bias. Penelitian tentang gay, lesbian, dan biseks, di masa lalu hanya melibatkan orang-orang yang mengikuti terapi, jadi mengakibatkan kesimpulan yang bias. Ketika peneliti menelusuri data-data gay, lesbian, dan bisek yang tidak mengikuti terapi, gagasan bahwa homoseksualitas adalah penyakit kejiwaan ternyata salah.

Pada tahun 1973 Asosiasi Psikiater Amerika menyetujui pentingnya metode penelitian baru yang dirancang lebih baik dan menghapuskan homoseksualitas dari daftar resmi kekacauan jiwa dan emosional. Dua tahun kemudian, Asosiasi Psikolog Amerika mengeluarkan resolusi yang mendukung penghapusan tersebut. Selama 25 tahun terakhir, dua asosiasi ini mendesak ahli-ahli jiwa untuk ikut membantu menghilangkan stigma penyakit jiwa karena orang-orang masih mengaitkan penyakit kejiwaan dan orientasi homoseksual.

7. Dapatkah Lesbian, Pria Gay, Biseks Menjadi Orang Tua yang Baik?
Ya, penelitian yang membandingkan sekelompok anak-anak yang dibesarkan oleh homoseksual dan heteroseksual tidak menemukan perbedaan perkembangan antara dua kelompok tersebut dalam empat aspek yang menentukan: kecerdasan mereka, kemampuan menyesuaikan diri secara psikologis, kemampuan menyesuaikan diri secara sosial, dan popularitas di antara teman-teman mereka. Penting juga untuk disadari bahwa orientasi seksual orang tua tidak menentukan orientasi seksual anak-anaknya.

Mitos lain tentang homoseksual adalah dugaan yang salah bahwa pria gay mempunyai kecenderungan yang lebih kuat untuk melakukan perudungan seksual terhadap anak-anak. Tidak ada bukti bahwa para homoseksual lebih sering merudungi anak-anak di banding heteroseksual.

8. Mengapa Sebagian Pria Gay, Lesbian, dan Biseks Membuka Diri (Coming Out) Tentang Orientasi Seksual Mereka?
Karena berbagi rasa dengan orang lain mengenai aspek tsb (orientasi seksual) penting bagi kesehatan jiwa mereka. Proses perkembangan jati diri bagi lesbian, pria gay dan biseks yang dikenal sebagai membuka diri (coming out), ternyata terkait erat dengan penyesuaian psikologis semakin yakin akan identitas mereka sebagai gay, lesbian, atau biseks, semakin baik kesehatan mental mereka dan semakin tinggi rasa percaya/penerimaan diri mereka.

9. Mengapa Proses Membuka Diri (Coming Out) Sulit Bagi Sebagian Gay, Lesbian, dan Biseks?
Bagi sebagian gay dan biseks proses membuka diri ini sulit, bagi sebagian yang lain mudah. Seringkali lesbian, gay, dan biseks merasa takut, merasa berbeda, dan merasa sendiri ketika pertama kali menyadari bahwa orientasi seksual mereka berbeda dari norma-norma yang berlaku di masyarakat. Terutama jika kesadaran ini muncul ketika masih anak-anak atau remaja. Dan tergantung pada lingkungan keluarga dimana mereka tinggal, mereka harus berjuang menghadapi syakwasangka dan informasi yang salah tentang homoseksualitas. Anak-anak dan remaja terutama sangat rentan terhadap efek buruk dari bias dan sterotype (pukul rata). Mereka juga takut dicampakkan oleh keluarga, teman-teman, rekan sekerja, dan lembaga keagamaan. Sebagian gay, sering kali takut kehilangan pekerjaan atau diperolok di sekolah jika orientasi seksual mereka diketahui.

Susahnya, gay, lesbian, dan biseks menghadapi resiko yang lebih besar untuk diserang secara fisik dibanding heteroseks. Penelitian yang dilakukan di California pada pertengahan 1990an menunjukkan hampir seperlima lesbian yang berpartisipasi dalam studi tsb dan lebih dari seperempat gay yang diteliti telah menjadi korban kejahatan kebencian (hate crime) karena orientasi seksual mereka. Penelitian lain di California yang melibatkan 500 pemuda, separo dari pemuda yang berpartisipasi dalam penelitian tersebut mengakui bahwa mereka pernah mengalami serangan anti gay mulai dari diperolok sampai kekerasan fisik.

10. Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Syakwasangka dan Diskriminasi yang Dialami Pria Gay, Lesbi, dan Biseks?
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang paling bersikap positif terhadap pria gay, lesbi dan biseks adalah mereka yang mengenal satu atau lebih gay, lesbi atau biseks seringkali sebagai teman atau rekan sekerja.

Berdasarkan alasan ini, psikolog percaya bahwa sikap negatif terhadap kelompok gay adalah syak wasangka yang tidak berdasarkan pengalaman riil tetapi lebih didasarkan pada stereotype dan syak wasangka.

Lebih jauh, perlindungan terhadap kekerasan dan diskriminasi sangat penting, seperti juga perlindungan terhadap kelompok minoritas yang lain. Beberapa negara memasukkan kekerasan terhadap seseorang karena orientasi seksual sebagai hate crime dan 10 negara bagian di Amerika memiliki undang-undang anti diskrimnasi yang didasari orientasi seksual

11. Mengapa Masyarakat Perlu Mendapat Informasi yang Benar Tentang Homoseksualitas?
Menyadarkan masyarakat tentang orientasi seksual dan homoseksual dapat mengurangi syakwasangka anti gay. Informasi yang akurat tentang homoseksualitas sangat penting bagi generasi muda yang menyadari untuk pertama kalinya dan ingin mengetahui seksualitas mereka baik homoseksual biseksual, maupun heteroseksual. Ketakutan bahwa informasi tersebut dapat menambah jumlah gay tidak berdasar informasi tentang homoseksualitas tidak menyebabkan seorang menjadi gay atau straight.

12. Apakah Semua Pria Gay dan Biseks Terinfeksi HIV?
Tidak. Ini mitos yang banyak dipercaya. Kenyataannya resiko terinfeksi HIV lebih terkait dengan perilaku seseorang, bukan orientasi seksual seseorang. Yang paling penting untuk diingat tentang HIV/AIDS adalah HIV/AIDS itu penyakit yang dapat dicegah dengan perilaku seksual yang aman dan tidak mengkonsumsi narkoba.

Nah gitu deh teman2.. semoga berguna dan mungkin menjawab beberapa pertanyaan yang kaDang kita sendiri gak begitu mengerti jawabannya...


Take responsibility for the way you feel!

I had a conversation tonight that got me thinking about emotions and responsibility…

I think that we sometimes give other people too much power when it comes to the way that we feel. In truth, only we can make ourselves feel any certain way. Thus, we should avoid words that victimize ourselves. We can not feel rejected, betrayed, misunderstood, manipulated, etc., because that emotion doesn’t arise from you but rather from your response to someone else. When you use these words, you are giving other people power over your emotions. According to Deepak, you’ll attract people into your life that evoke these feelings–creating a vicious cycle.

You can, however, feel many other things–such as happy, or calm, or lonely… even jealous. You can genuinely feel lonely without another person making you feel that way. So, take responsibility for your emotions because it is very difficult to be happy without owning your emotions.

Ask yourself, “What do I need in this situation?” If your needs were being met, you wouldn’t be reacting so strongly. If you are feeling lonely, it is easy to take ownership of this feeling, and realize that you need love. It is difficult to ask for love from another person, but you can ultimately get it. Perhaps you will invite a friend out for coffee, or you will call a family member. This response is much different than feeling rejected–reducing yourself to a victim in some cruel game–and wallowing in your own self pity.

It is by chance we met, by choice we became friends.

Friendship is a strange thing---
we find ourselves telling each other the deepest details of our lives,
things we don't even share with our families who raised us.
But what is a friend? A confidant? A lover?
A fellow email junkie? A shoulder to cry on?
An ear to listen? A heart to feel?...
A friend is all these things...and more.
No matter where we met, I call you friend.
A word so small yet so large in feeling,
a word filled with emotion.

It is true great things come in small packages.
Once the package of friendship has been opened,
it can never be closed.
It is a constant book always written
waiting to be read and enjoyed.
We may have our disagreements, we may argue,
we may concern one another,
friendship is a unique bond that lasts through it all.

A part of me is put into my friends,
some it is my humor, some it is my listening ear,
some it is real life experiences, some it is my romanticism
but with all, it is friendship.

Friendships forged are a construct stronger
than steel built as a foundation,
necessary for life and necessary for love.
Friends----you and me
Our circle of friends and like that circle
There is no beginning or end...

Somebody Please Just Shoot Me....!


Oh please just shoot me in the face....!!!

Wednesday, September 9, 2009

kutabur sedihku di beranda


Maafkan aku jika kutabur sedihku di beranda ini
Bukan ingin mencari perhatianmu
atau sekedar ingin mengasihaniku
Sebab akupun tak butuh dikasihani
Akupun tak rapuh
Tapi beginilah caraku melupakanmu
Mengubur rasa di antara kenangan yang berlarian

Sajak Rianti Tayu Syaf na'



Wednesday, July 29, 2009

Menginginkanmu

aku menginginkanmu seperti keinginanku menyentuhmu, Aku lelah mencumbuimu dalam dunia maya, aku penat menantikanmu dalam semunya asa

Friday, July 24, 2009

Love someone


you know you love someone when you want them to be happy even if their happiness means that you're not part of it...

Tuesday, July 21, 2009

Everybody...

Everybody has problems. Everybody has bad times. Do we sacrifice all the good times because of them?

Monday, June 22, 2009

Lg gak waras


Twinkle twinkle lazy stars,

kitna soyega uth ja yaar,

up above the world so high,

Sun has risen in the sky,

uth ke jaldi pele chai,

then call me and say hi.. Huahahahaha *mulai gak waras

Saturday, June 20, 2009

What Have You Done

She was underwater In the shadows
Was it there, was it not?

I stepped back
A veil in front of my eyes
The water was still and so was she

I dove in with so little breath

In truth I knew
I was too late for death
I had one chance
I grasped her arm and floated upwards

Wanting to stay below in the warm forgiving waters
What have you done
I screamed to the stars

Then over to the shallow edge

She was face down

Smaller and more vulnerable than in life

Her curls wet around her ears and neck

Her dear profile at peace at last

A finger in her throat sounded a click

Her body still and blue
Is this what death looks like?
My love was supposed to protect her It didn’t
My love was supposed to heal her It didn’t
You had said don’t leave me

And I begged you not to leave me

We did.

Tuesday, June 16, 2009

leave the past in the past, the future in the future, and enjoy the present of the present

life is full of hardships, millions of reasons to cry, loads of things to make us upset..sometims due to some reasons are really upset and think all the bad of our life…but don’t forget that this is our life..why we are always suffering due to things which happend in the past..due to this we destroy the time to enjoy our present..but if out try to forget…at least you will be happy in your future..past is past..never forget it…

Monday, June 15, 2009

Augush Rush

Salah satu film favoriteku adalah film ini, bukan hanya ceritanya yang bagus tapi music yang ada didalam film ini bisa membuatmu merinding mendengarnya. Film yang sangat mengharukan, aku menangis saat akhir cerita. Jadi tidak ada salahnya bila aku ceritakan sedikit tentang film ini.
Louis Connelly (John Rhys Meyers) adalah gitaris muda asal Irlandia yang sedang meniti karir sebagai anak band di New York. Namun cinta memang tidak berkasta dan bersuku, Louis dalam sebuah kesempatan, terlibat cinta kilat dengan dengan pemain cello bernama Lyla Novacek (Keri Russell) yang berasal dari keluarga konservatif yang ambisius. Namun hubungan mereka berakhir begitu saja, meski Louis masih jatuh cinta pada Lyla. Hasil hubungan keduanya melahirkan anak laki-laki bernama Evan Taylor (Freddie Highmore). Saat terlahir ke dunia, Evan ternyata diserahkan untuk diadopsi sang kakek yang tidak ingin karir Lyla terhambat.


Evan kemudian tumbuh menjadi anak panti asuhan. Dia terobsesi menemukan orangtuanya. Evan kemudian bertemu dengan pengamen cilik yang mengantarkan dirinya bertemu dengan Wizard (Robin Williams). Wizard lah yang menemukan bakat terpendam Evan di bidang musik. Wizard juga yang mengajarkan bahwa musik bisa mempertemukan orang. Hal ini kemudian dimanfaatkan Wizard untuk mendapatkan uang. Evan awalnya tidak keberatan disuruh mengamen karena ingin menemukan orangtuanya melalui musik.
Evan pun diberi nama panggung August Rush. Namun pihak panti asuhan kemudian melaporkan Wizard pada polisi sehingga Wizard dan anak-anak didiknya terpisah, termasuk Evan. Evan beruntung karena justru akhirnya terdampar di sekolah musik bergengsi, Julliard. Di sekolah itulah, August Rush maskin menguatkan tekadnya untuk memperdengarkan musiknya di depan umum agar bertemu dengan orangtuanya.

The Notes :
Film ini sama sekali bukan film musical. Film August Rush adalah film drama romantis yang berlatar musik apik dan keren yang digarap penata musik kelas Oscar Hans Zimmer. Musik yang dimainkan menjadi bagian penting dalam film ini. Beberapa bagian dalam film ini memperdengarkan score lagu yang utuh dan menyenangkan untuk dinikmati. Beberapa lagu di film ini berjenis gospel, sesuai dengan latar cerita saat August Rush menumpang tidur dip anti asuhan milik gereja.
Lagu yang paling menarik adalah lagu August Rhapsody yang komposisinya ditulis Mark Mancina dan memperdengarkan dominasi suara gitar yang tidak dipetik melainkan suara gitar yang dipukul. Dalam film ini, August Rush memang diceritakan menguasai alat musik gitar untuk pertama kali. Film berlatar musik seperti ini memang bukan hal baru. Film Music of the Heart, Sister Act, dan film Dangerous Mind’s memunyai sebuah benang merah yang sama yaitu musik bisa melembutkan hati manusia.

Meski bergenre drama romantis, namun film ini bukanlah sebuah film drama klise yang realistis atau malah over-realistis. Film ini lebih menyentuh jiwa penonton melalui musik, bukan melalui cerita drama romantis yang mendayu-dayu. Namun seperti juga sebuah film drama lainnya, banyak sekali kebetulan-kebetulan yang terjadi di dalam film ini. Aktor cilik Freddie Highmore bermain cemerlang dalam film ini.

Kehadiran Robin Williams yang berperan sebagai tokoh antagonis Wizard juga perlu mendapat acungan jempol. Peran klise dan kurang berkarakter justru diperlihatkan John Rhys Meyers yang aktingnya tidak berubah dan begitu-begitu saja sejak ikut ambil bagian dalam film Bend It Like Beckham dan Match Point. Tadinya peran Louis Connelly diproyeksikan sutradara Kirsten Sheridan untuk James Morrison, musisi pendatang baru berbakat yang tentu saja bisa memainkan alat musik. Namun sayang, James Morrison menolak peran ini dengan alasan hendak berkonsentrasi pada karir musiknya. Peran Wizard dalam film ini akan mengingatkan kita pada tokoh raja copet yang menguasai anak-anak kecil di film Oliver Twist.

Love is kind.

The easiest thing I ever done was fall in love with her. Finding the right person is not really a matter of finding.
It is more of a suprize then a search because if you are looking for the "one" you may find more
disappointment than love. So my advice is enjoy the ride and don't let your goal of being loved influence you to fall for the wrong pair of arms.
Be patient and have fun.
When its the right person you will know...
Life is short and love is precious.
Don't fall for anyone that will make you anything less than happy.


Love someone that will improve your life.


Always remember that love is kind.

Thursday, June 11, 2009

Leaving the past behind and moving forward...?


Take a second out to think about this: in your life you search and search for the right person for you. Every time you break up with someone you get one step closer to that person. You should look at moving on as getting closer to meeting the one. unknown
Quietly forgiving and moving on is a gift to yourself.
Very often a change of self is needed more than a change of scene. Arthur Christopher Benson
When one door of happiness closes, another opens, but often we look so long at the closed door that we do not see the one that has been opened for us. Helen Keller

Letting go doesn't mean giving up... it means moving on. It is one of the hardest things a person can do. Starting at birth, we grasp on to anything we can get our hands on, and hold on as if we will cease to exist when we let go. We feel that letting go is giving up, quitting, and that as we all know is cowardly. But as we grow older we are forced to change our way of thinking. We are forced to realize that letting go means accepting things that cannot be. It means maturing and moving on, no matter how hard you have to fight yourself to do so." Unknown

Any change, any loss, does not make us victims. Others can shake you, surprise you, disappoint you, but they can't prevent you from acting, from taking the situation you're presented with and moving on. No matter where you are in life, no matter what your situation, you can always do something. You always have a choice and the choice can be power. Blaine

“Never let go of hope. One day you will see that it all has finally come together. What you have always wished for has finally come to be. You will look back and laugh at what has passed and you will ask yourself... 'How did I get through all of that?” Unknown
Readjusting is a painful process, but most of us need it at one time or another. Arthur Christopher Benson

Loyalty to a petrified opinion never yet broke a chain or freed a human soul. Mark Twain

He who cannot change the very fabric of his thought will never be able to change reality. Anwar Sadat

The most significant change in a person's life is a change of attitude. Right attitudes produce right actions. Willam J. Johnston

When you start to abandoning your old beliefs or values... you may be stuck at the threshold for two or three years. Before moving on, you have to clear away your cherished beliefs. Dick Raymond
Courage is not the absence of fear, but simply moving on with dignity despite that fear. Pat Riley

It isn't uncommon for people to hang on to what seems like a relationship with no future just because they had a great past in the early stages. Unknown

“If you want to live a happy life, tie it to a goal, not to people or things.” Albert Einstein
"He that never changes his opinions, never corrects his mistakes, will never be wiser on the morrow than he is today. " Tryon Edwards
To be able to move on, one has to learn to forgive not only the person (or people) who have done one wrong but also oneself. Eugenia Tripputi

Has this world been so kind to you that you should leave with regret? There are better things ahead than any we leave behind. C. S. Lewis

When you are through changing, you are through. Bruce Barton

What you have become is the price you paid to get what you used to want. Mignon McLaughlin,
The Neurotic's Notebook, 1960
When we are no longer able to change a situation, we are challenged to change ourselves. Victor Frankl
Leave the past behind as there is no future in it. Unknown

You are responsible for your life. You can't keep blaming somebody else for your dysfunction. Life is really about moving on. Oprah Winfrey

Worry compounds the futility of being trapped on a dead-end street. Thinking opens new avenues. Cullen Hightower
“We can't solve problems by using the same kind of thinking we used when we created them.” Albert Einstein

Sunday, May 10, 2009

Pasupati

“Coba lihat,” teriakanmu seketika memisahkan kepalaku dari lamunan yang tengah aku ciptakan bersama jendela dan atap bangunan menjulang yang nyaris sejajar dengan tinggi kita, “ bulannya sangat indah.”
Kuikuti arah telunjukmu, menatap sesuatu yang kau sebut indah itu. Jujur, aku lebih suka bulan sabit, jauh lebih cantik.
“Kau bayangkan, seandainya malam benar-benar menelan alam dengan hitam…” Oh, aku tahu sesuatu yang lebih pasti. Ielah suaramu yang hilang ditelan bebunyian kendaraan yang berlalu-lalang di belakang kita.
Bagaimanapun, kita tidak sedang berada di kafe temaram atau longue yang sangat nyaman. Kau tahu, aku sempat frustrasi saat pertama kali kau mengajakku ke tempat ini.
Dalam mimpi sekalipun, aku tak pernah berani memikirkan diriku duduk pada pembatas sisi jalan layang sambil berbincang dengan seseorang atau hanya sekadar menikmati malam. Terlalu berbahaya untukku.
“Kebisingan dan sedikit ketegangan di sini akan memberimu kedamaian dalam bentuk lain,” meski kutahu kau hanya berusaha mengatasi ketakutanku waktu itu, “percayalah.” Ya, aku percaya, bersamamu segalanya akan baik-baik saja.
Rasa percaya diriku kian bertambah ketika kulihat sepasang sejoli duduk mesra di atas sepeda motor yang ditepikan beberapa meter dari keberadaan kita, bahkan juga beberapa meter dari keberadaan mereka. Tiba-tiba aku teringat perkataan temanku tentang jalan layang yang menghubungkan Pasteur – Surapati ini.

“Di sini tempat orang pacaran kan?” pertanyaanku terdengar sangat norak di telingaku sendiri.

“Apa?” kau berteriak sambil mencondongkan telingamu ke mulutku.

Oh, terima kasih, Makhluk-makhluk beroda yang mendesau bising. Lain kali aku akan berusaha lebih baik lagi dalam membuat pertanyaan. Dan aku perlu sedikit penyesuaian teknik vokal untuk dapat memproduksi suara yang baik saat berbincang—tepatnya berteriak.

Tetapi, ada saatnya kita tidak harus berteriak. Kau memberitahu, “Pertama, ketika jalanan lengang; kedua, ketika jalanan ramai dan kita hanya perlu berbicara tanpa ingin didengar siapa pun namun tetap mendambakan keberadaan seseorang di samping kita.” Terima kasih, kau berhasil membuatku bingung untuk yang kedua itu.

“Ayolah, kau pasti lelah menulis diary, dan merasa semakin gila setiap berbicara dengan dirimu sendiri di depan cermin,” paparmu sebelum akhirnya kau mendemonstrasikan metode yang lebih baik dari kedua hal itu.

Kau menoleh, memastikan sekelompok kendaraan lewat secara bersamaan. Kemudian kau berkata-kata seolah aku mendengarnya. Aku hanya memandangi wajah dan gerakan bibirmu yang ajaibnya berbunyi WHUZZZ, BRMMM, NGEEENG, TIDIIID atau bahkan BLAR!!!

“Ah, lega,” ucapmu setelah selesai. Aku mulai paham, lalu berkesimpulan: inti dari metode yang kau maksudkan adalah mengungkapkan sesuatu yang kau anggap sangat pribadi dan rahasia kepada seseorang tanpa perlu kehilangan arti kerahasiaannya. Menarik. Hei, ternyata tidak semua pasangan yang datang ke tempat ini hanya untuk berpacaran.

“Sekarang giliranmu,” kau menantangku.

Aku? Ah, orang bodoh sepertiku bukanlah penganut spontanisme yang baik. Pada malam-malam berikutnya, aku baru menemukan banyak materi rahasia yang selama ini hanya bergaung double stereo di ruang kedap suara dalam dadaku saja. Dari mulai masalah perceraian kedua orang tuaku, adikku yang menderita syndroma down, pengalaman seksual pertamaku yang mengerikan, kebohongan kecil dan besar yang pernah kubuat, hal-hal paling konyol dan memalukan yang pernah kulakukan, hingga penyakit-penyakit menjijikan yang sempat menyerang daerah paling sensitif di tubuhku. Wow, tak kusangka aku se-ekstrovert itu.

“Kau tahu, hanya ketika bersamamu aku merasa menjadi seseorang yang berbeda dalam versi aku yang sebenarnya. Maksudku, kaulah yang membantuku menemukan sisi yang lebih aku dari diriku sendiri.”

Pada malam kesekian itu, kau menatapku dengan ekspresi sedikit bingung saat mendengar sepenggal pengakuanku. Volume suaraku mengecil karena bising kendaraan kembali hadir.

“Biasanya, ketika kita jatuh cinta, kita jusrtru merasa gamang dengan diri kita sendiri,” dan suaraku benar-benar menghilang ketika kukatakan, “tetapi, jatuh cinta padamu sangat berbeda; begitu sederhana namun istimewa.”

Sekali lagi aku berterima kasih pada makhluk beroda di belakang kita. Betapapun aku belum siap dengan reaksimu ketika mengetahui perasaanku yang sebenarnya.

Dari sekian keuntungan yang kudapatkan, ada masanya di mana aku merasa dirugikan bising kendaraan itu. Ialah ketika aku ingin benar-benar mendengar apa yang tengah kau ucapkan. Siapa tahu kita memendam perasaan yang sama, mengucapkan kata-kata yang bermakna serupa: aku jatuh cinta padamu.

Kau tahu, aku selalu mendamba kemampuan infrasonic setiap kau berbicara tanpa suara. Menatap wajahmu dan membaca gerak bibirmu hanya hiburan pengganti atas keingintahuanku akan banyak hal tentang dirimu. Dan kurasa, mengetahui hobi, makanan dan musik favoritmu, juga hal-hal yang tidak kausukai, sudah lebih dari cukup untuk status kita yang tak lebih dari sepasang kenalan yang dipertemukan sebuah situs pertemanan. Kau pernah bilang, “aku tidak suka diselidiki”. Baiklah, kuikuti permainanmu. Dan lama-lama aku justru melupakan keinginan itu karena ternyata menatap wajahmu dan membaca gerak bibirmu jauh lebih menyenangkan.

Dan malam ini, aku terbuai dengan ekspresi riang wajahmu dan gerakan mulutmu yang berkali-kali membentuk kata “bulan”. Seluruh potensi inderaku selalu tertuju penuh padamu tatkala itu. Sesekali kau menatapku, lalu kembali menatap langit dalam waktu yang lebih lama. Sejauh ini aku berhasil berpura-pura tidak sedang memandangimu hingga, “… bagaimana menurutmu?”

Serta-merta kau alihkan pandanganmu secara tak terduga, menangkap-basah aku yang tengah khusyuk memandangimu. Mata kita saling memerangkap. Dan ada mesiu tak nampak yang menembus ke dalam jantungku. Aku beku dan nyaris tak berdetak lagi jika napasmu tak lekas kau tiupkan lewat kecupan yang hangat dan dalam.

Oh, aku meledak dalam rasa canggung sekaligus senang yang luar biasa. Persetan dengan apa pun. Persetan dengan siapa pun. Malam ini menjadi milik kita berdua. Sayup kudengar bunyi klakson, desau mesin kendaraan, dan decit ban di belakang, lalu menghilang seiring deru napas kita yang saling memburu kencang. Dinginnya angin malam yang menusuk berhasil kau halau. Kita tidak hanya sekadar berada pada ketinggian yang liar, melainkan benar-benar MELAYANG. Baru saja aku tahu jawabannya. Semoga aku tidak salah.

“Kau tahu, ini ciuman terindah dalam hidupku.” Aku tak percaya telah mengucapkannya dan kau benar-benar mendengarnya.

Tersipu, aku membalik tubuhku dan turun ke jalan menuju sepeda motormu, kemudian menutup wajahku dengan helm full-face milikmu. Aku sungguh merah. Oh, mimpi apa aku kemarin malam. Dan semoga malam ini aku tidak sedang bermimpi lagi.

Sejujurnya aku tak ingin perjalanan kita berakhir. Aku masih ingin duduk menatap langit di pembatas jalan layang—jembatan Pasupati. Aku masih ingin memeluk punggungmu dan menemanimu menyelinap di antara celah kendaraan di depan kita. Aku masih ingin merasakan ketegangan yang luar biasa saat sepeda motormu meluncur gila pada permukaan aspal yang dingin. Aku masih ingin bersamamu tanpa batas waktu.

“Sudah sampai, Tuan Puteri,” kau merajuk saat sepeda motormu berhenti di depan pagar rumahku. “Hei, aku tahu kau tidak benar-benar tidur. Turun dan masuklah.”

Andai kau tahu bahwa aku takut kehilanganmu.

“Kau tidak perduli kalau aku terus berdiri sampai pagi di depan rumahku sendiri?” Hei, sejak kapan aku bersikap manja padamu?

“Hm, baiklah.”

Kau membuka helm kemudian menemaniku menekan bel dan menunggu si Bibi membukakan pintu. Cukup lama, sepertinya seisi penghuni rumah sudah terlelap. Dan saat menunggu itulah kau membisikkan tiga-kata-itu sebelum menciumku lagi.

“Eh, si Eneng baru pulang?”

Oh, syukurlah kita sudah saling melepaskan saat si Bibi membukakan pintu.

“Masuk atuh, Neng, nggak baik kalau kelihatan tetangga.”

“Aku pulang dulu ya,” kau pun berpamitan.

“Wah, tunggu,” tahan si Bibi. “Nggak baik lho, anak perempuan naik motor tengah malam.”

“Ah, Bi, jangan khawatir. Temanku yang satu ini sudah ahlinya kalau soal naik motor. Cowok-cowok saja kalah ngebut.” Aku tersenyum bangga padamu. Dan kau membalasnya dengan anggukan canggung.

“Tapi ini kan sudah pagi, Neng. Apa tidak sebaiknya temen Eneng tidur di sini saja?”

Tidur di sini? Hm, ide bagus. Kurasa, kau pun sependapat denganku.


Sumber Tulisan : Kemudian.com

Parfume Movie

Aku telah membaca novel Parfum beberapa tahun ke belakang dan filmnya tahun lalu. Sekalipun dah agak lama rasanya gak terlalu basi kalo aku ceritain dikit tentang film ini. Mungkin kamu berpikir bahwa dari sebuah parfume kamu tidak akan bisa menghubungkannya dengan film. Salah satu alasannya adalah bahwa keduanya memberikan semacam dua sensasi yang berbeda. Parfum adalah sensasi yang berbau. Film adalah sensasi yang didengar dan visual - gambar dan suara. Hampir mustahil menghubungkan kedua pengalaman indrawi dapat disatukan.Film ini bercerita tentang seorang anak Jean-Baptiste Grenouille (Ben Whishaw), seorang anak laki-laki yang lahir dengan pencium rasa yang sangat tajam dan menjadi terobsesi berbagai macam bau, berlatar abad 18. bertempat di Paris. Lahir di kota yang penuh belatung-pasar ikan, Grenouille yang ditinggalkan oleh ibunya di tempat pembuangan ikan yg berbau busuk, gak jelas siapa ayahnya dan seorang ibu yang bekerja sebagai pembersih ikan (film ini tidak terlalu banyak bercerita tentang latar belakang keluarganya). Dimasukan ke sebuah panti asuhan Dickensian, dia di asingkan oleh anak-anak lain. Dijual ke tempat penyamakan kulit.
Kemudian dia bertemu dengan seorang ahli pembuat wangi-wangian Italia Giuseppe Baldini (Dustin Hoffman), yang terkesan dengan keahlian yang dimiliki Grenouille dalam menemukan wangi-wangian secara alami. Bekerja di tempat tersebut semakin membuat Grenouille benar-benar terobsesi dengan berbagai macam wangi, ia menjadi tergila-gila dengan membuat parfum yang sempurna sehingga ia memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Grasse, kota yang penuh dengan berbagai hal yang sempurna dan indah yaitu sari perempuan muda. Di kota ini dia mulai mecari berbagai macam wangi yang di ambil dari berbagai macam perempuan, dengan cara membunuh perempuan-perempuan tersebut terlebih dahulu. Kejadian itu membuat kota gempar dan mencekam dengan rangkaian pembunuhan-pembunuhan misterius tersebut. Tetapi tetap saja pencarian atas parfume yang sempurna masih saja ada satu yang kurang. Sampai dia bertemu dengan Laura (Rachel Hurd-Wood), anak perempuan Antoine Richis (Alan Rickman).
Grenouille akhirnya tertangkap basah dan diketahui sebagai pembunuh dari 13 perempuan. Diberbagai tempat diteriakan untuk melindungi anak perempuan mereka, sampai Antoine Richis (Alan Rickman).mengasingkan anak perempuannya di tempat yang sangat terpencil.
Dengan bebekal pemciumannya yang tajam Grenouille akhirnya tetap saja dapaat menemukan Laura (Rachel Hurd-Wood). Dan mengambil sari dari perempuan tersebut sebagai formula terakhir untuk menyelesaikan karyanya yang mengerikan. dan saat itu pun dia tertangkap dan dijebloskan ke penjara untuk diadili sesegera mungkin.
Parfum yang mewah, terkadang mengerikan, bahkan dengan menciumnya sampah dan penyakit yang paling busukpun akan terlihat indah, dia gunakan parfume itu untuk melepaskan diri dan kembali kekota kelahirannya. Disana akhirnya dia tewas menjadi santapan orang-orang yang haus akan wangi dan keindahan.
I have to say, I liked it... For sure, walau pun sebenarnya filmnya tidak sebaik bukunya.
Di satu sisi sulit untuk memvisualisasikan bau dan di sisi lain tidak semuanya dapat ditampilkan selama film.
Tetapi bagi aku, film ini memang bagus... cukup bagus. Dan permainan aktornya pun sangat bagus Mereka memainkan peran mereka benar-benar baik dan sesuai dengan Grenouille, saya benar-benar berpikir bahwa dia adalah Grenouille yang dijelaskan dalam buku tersebut.
Satu-satunya hal "negatif" yang saya dapat katakan tentang itu, adalah bahwa di dalam buku dia digambarkan sebagai orang jelek, tetapi Ben Wishow tidak jelek. Tetapi bagi saya, yang tidak benar-benar peduli. Jadi, semuanya harus saya katakan, bahwa film ini tidak sebaik buku (yang kebanyakan kasus), tetapi meskipun saya berpikir bahwa ini adalah film yang dibuat benar-benar baik.

Tuesday, April 7, 2009

The good past, the bad past


The past, the good parts and bad, is there for a reason, every element of it has had a hand in who I am today. I am to into reminiscing to leave everything in the past.
The present is excellent, and I usually love enjoying it, but there are certain times where it’s just better if I have something to distract myself with other then what’s happening at the present time.
And I think about the future WAY to much to ever stop. The future is such a grand mystery, and I take pleasure in trying to figure out parts of that mystery, or at least have a basic plan for my life. I guess I plan to much to leave the future in the future.
This is as close as I’m ever going to get to this goal which is why I give up. I’m just not cut out to be someone who lives in the moment all the time, more like when it’s appropriate, I can get very caught up in a moment, but sometimes I just can’t get myself to do it.
Ok, I’m now officially rambling. Good luck to you all! Just because I can’t, or maybe don’t want to, accomplish this goal, doesn’t mean it’s not a fabulous one!

Saturday, April 4, 2009

Perkawinan

Dalam teori, perkawinan selalu diromantisasi. Lembaga itu di ibaratkan sebagai jenjang kehidupan yang manis. Puncak dari pertemuan dua hati yang digetarkan arus listrik yang senada.

Sepasang manusia saling tertarik. bukan sekedar untuk bersahabat. mereka ingin sayang menyayangi, kasih mengasihi, bela-membela dan jangan lupa bercinta secara bebas. Dalam ikatan perkawinan permainan asmara tidak menjadi dosa dan kejahatan. Seks tidak menjadi kotor tetapi kebutuhan rohani yang dihalalkan.

Untuk melindungi hasrat sepasang merpati ini, diperlukan pengesahan ritual dan proteksi hukum. Orang yang setuju menikah adalah sepasang manusia yang ingin hidup bersama, membentuk rumah-tangga dengan pembenaran secara legal, kultural, dan ritual. Dalam ikatan kawin, pasangan itu kemudian bebas bermain asmara sepuas-puasnya dan juga aman dari gangguan pihak ketiga dengan jaminan hukum. Pokoknya enak....

Tetapi itu teori. Di dalam prakteknya, kata lain....
Seorang lelaki yang sudah kawin kepalanya tidak lagi satu, melainkan dua. Badannya, kemauannya menjadi ganda. Karena apapun, di manapun ia berpikir dan merasa, itu dengan sendirinya akan memberi efek kepada istrinya. dan kalau anak-anak lahir dari perkawinan itu, kepala yang ditanggungnya jadi bertambah banyak. Ruang semakin sempit. Bahkan tak jarang ia harus memikirkan kepala-kepala diluar ikatan rumah tangga itu. Misalnya kepala anggota keluarganya sendiri dan kepala anggota keluarga istrinya. Tak jarang kepala nya sendiri tak sempat diurus lagi. Kemauannya sendiri hilang. Cita-citanya sendiri harus dikubur. kadangkala keluarganya sendiri seperti tenggelam ke masa silam, kesejarah orang lain. Ia praktis menjadi anak hilang.

Anehnya kendati perkawinan seperti membegal lelaki habis-habisan, lelaki merasa bahagia. Perkawinan membuatnya merasa lengkap. Sebagaimana didalam pewayangan sudah dilakukan oleh Resi Bhisma, pengorbanan adalah kebahagiaan. Makin banyak berkorban ada lelaki yang merasa lebih jantan. Baginya perkawinan tak sejalan dengan prinsip-prinsip ekonomi . Perkawinan adalah gurun kewajiban yang tiada bertepi. Rimba pengabdian dan lautan subsidi dan tunjangan yang abadi dengan mengorbankan diri sendiri.

Tetapi ada juga lelaki yang menolak. Baginya perkawinan bukanlah peternakan kepala. Ia tidak sudi kepala lain yang bukan darahnya menjadi tanggungannya. Ia membatasi kepala-kepala itu sampai pada kepala istri dan anak-anaknya. Bahkan ada jenis lelaki yang sama sekali emoh menganggap perkawinan sebagai upacara menambah tanggungan kepala. Jangankan kepala keluarga istrinya, kepala istrinyapun tidak sudi ia perhitungkan. Sebaliknya ia sendiri malah mencantelkan kepalanya di pundak istrinya. Ia menolak kewajiban untuk menerima kehadiran istrinya di dalam dirinya. ia juga memaksakan istrinya berpikir untuk dia. Lelaki seperti itu adalah tipe lelaki macho. Anehnya banyak perempuan yang suka...

Perkawinan itu penting kalau pasangan itu berhadapan dengan orang ketiga. Baik Romeo atau pun Juliet, kedua-duanya adalah musuh yang mengancam. Perkawinan itu menjadi benteng yang menjamin keamanan pasangan tersebut dari jamahan pihak ketiga. Hanya saja benteng itu gampang sekali menjadi "hansip" yang tolol dan bebal, kalau kedua orang dalam ikatan perkawinan itu sendiri ingin melakukan terobosan bahasa populernya Penghianatan.

Kalau yang bersangkutan sudah mau nyeleweng, jalannya ada saja. Bahkan lebih banyak dari "Jalan Ke Roma". Oleh prilaku yang bersangkutan perkawinan langsung keder, tak berdaya memberi sanksi. Tak berdaya memberi kendali moral. Pada pasangan-pasangan yang dengan kemauan sendiri melanggar tali perkawinan, perkawinan jadi anjing ompong yang tak berdaya.

Banyak contohnya bahwa perkawinan tidak dengan sendirinya melindungi lagi. Perkawinan tidak sakti lagi. Kata orang perkawinan jaman sekarang sudah kehilangan nilai sakralnya. Tidak dengan sendirinya memberi jaminan bebas dari campur tangan orang ketiga. Lembaga istri simpanan, lembaga suami simpanan, lembaga the other man or women, justru tambah eksis setelah "diseminar sehari". malah menjadi jelas bentuknya dan sedikit-sedikit ditolelir dengan berbagai dalih lihai atau pembenaran psikologis.

Tapi jangan salah. berbicara perkawinan di dalam kenyataan, kita akan menemukan berbagai jenis, pola, kecenderungan, dan gaya. Seperti ideologi, ada yang ekstrim kiri, ekstrim kanan, ada juga yang biasa-biasa saja. Jenisnya banyak. Seperti jajanan pasar. Ada yang asin, manis, pahit, atau tawar. Ada yang hitam tapi enak, ada yang gemerlap tapi menumpuk lemak. Ada perkawinan yang kacau. Tetapi tidak berarti perkawinan itu kacau. Ada Perkawinan yang langgeng dan bahagia.

Model perkawinan banyak. Tinggal pilih yang mana. Kita hidup dalam alam demokrasi, jadi terserah. Asal jangan main propaganda memaksa yang lain ikut pola yang kita anut. Asal jangan melakukan generalisasi. Perkawinan memang berpungsisosial, tetapi jangan lupa juga merupakan lembaga yang sangat pribadi, untuk pasangan yang terlibat.

Arti perkawinan di dalam masyarakat yang semakin memetropolitan jadi majemuk. Wajah perkawinan jadi berlapis-lapis, sesuai dengan lapisan jenis manusianya. Dulu misalnya ada nasihat kepada seorang wanita, "Hai Dewi Supraba ikutilah suamimu sampai ke ujung dunia dan setialah sampai mati". SEkarang banyak Dewi Supraba yang tidak sudi ke ujung dunia, dia lebih suka ngendon di dalam kota. Apalagi setia sampai mati, itu namanya gila. Setia itu secukupnya saja, yang wajar, yang tidak ngoyo kata orang Jawa. dan itu boleh-boleh saja.

Dulu para suami memakai moto yang kedengarannya jantan. "Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Sebagai kepala rumah tangga suami harus memikul segalanya". Sekarang banyak lelaki yang berani berbuat berani tidak bertanggung jawab. Menanggung resiko dia tidak suka karena tidak enak rasanya. gaya hidup begini juga boleh-boleh saja.

Kita sudah salah mengartikan tata cara, ritual, proses, bahkan status sosialnya mungkin menebal-menipis.

Tetapi itu hanya kulit, dari dulu sampai sekarang perkawinan tidak pernah merupakan penjara, tetapi justru pembebasan. Perkawinan adalah babak baru memerdekakan manusia.

Perkawinan adalah kelahiran seorang manusia bocah menjadi manusia dewasa. Perkawinan yang membawa kebahagiaan, kesempatan, perkembangan sekaligus yang sebaliknya, menjadikan ia sebagai kursus kilat menatap kehidupan. Perkawinan bukan membuat orang terjaga lalu hanya maju, tetapi bisa juga mundur. Interpretasi terhadap lembaga perkawinan sesuai dengan dinamika hidup. Perkawinan jadi setuju saja untuk diartikan apa saja oleh pasangan-pasangan yang melakukannya.

Pada sejumlah pasangan perkawinan tidak lagi berati pengurangan kebebasan. Meskipun sudah kawin, status mereka secara praktis tak berubah. Mereka tetap saja sepaka untuk sama-sama bebas, hanya berstatus kawin. Kadangkala bisa bebas dalam arti tak terbatas. Kita boleh risi, tak setuju, tetapi jangan-jangan mempraktekannya sendiri-hanya saja kalau menyangkut pasangan kita kita bersikap menentang. Itu perilaku ego. Hanya kaum wanita yang memang agak dirugikan, karena sangsi yang dijatuhkan kepada mereka suka dibesar-besarkan. Sementara kalau terjadi pada laki-laki pura-pura didiamkan, bahkan ada yang dibanggakan.

Pada beberapa pasangan perkawinan melesat jadi penganut aliran "futuristik". Bergelimang kemerdekaan dengan memuja kata "Bebas", tetapi perkawinan tetangganya ada yang tetap beraliran konvesional. Penuh dengan aturan. Penuh dengan kewejangan. Penuh dengan tabu. Tetapi kalau di usut dikejar lebih jauh, segala aturan yang mengekang itu juga hakikatnya pembebasan. Mengapa pembebasan...?

Karena yang tabu-tabu itu akhirnya jadi senjata, menjadi penolong untuk membebaskan pasangan itu dari kegilaan zamannya. Artinya dalam tren kebebasan yang semakin gila sampai tak terbatas dalam suasana kehilangan nilai sakral dewasa ini, tabu-tabu itu justru membebaskan pasangan itu dari sedotan demoralisasi. Dari ancaman bahaya krisis moral.

Alhasil perkawinan sama sekali bukan kuburan kebebasan.

Perkawinan justru adalah tempat di mana kita bisa mengumbar kemerdekaan. Ber-"foya-foya". Kenapa tidak. Denang perkawinan, istri, saudara perempuan, ibu, kekasih bahkan anak, sekaligus terkumpul pada seorang wanita yang disebut istri. Itu kan namanya efisien dan efektif. dengan kata lain Ekonomis.

Perkawinan adalah tempat di mana kita menemukan teman, guru, dan sekaligus musuh dalam seorang wanita atau pun pria. Perkawinan bukan saja tempat yang memberikan kesenangan tetapi juga kesusahan. Problem dan kemudian kedewasaan. Tetapi karna itu perkawinan justru mengisi batin kita menjadi lebih dewasa lengkap dan terisi. Perkawinan adalah awal dari perjalanan kehidupan yang sesungguhnya. Di mana kita berhenti berkhayal, bermimpi dan melihat kenyataan apa adanya. Senang tidak senang, suka tidak suka, tetapi kongkret.

Perkawinan adalah lembaga penyelamatan pria maupun wanita... menurut saya lho...!!!

Mess with me... ?


".. are you sure don't want to know me first, before you think you can mess with me....?"

Saturday, March 28, 2009

I KISSED A GIRL - KATY PERRY

This was never the way I planned, not my intention
I got so brave, drink in hand, lost my discretion
It's not what I'm used to, just wanna try you on
I'm curious for you caught my attention

I kissed a girl and I liked it
The taste of her cherry chapstick
I kissed a girl just to try it
I hope my boyfriend don't mind it

It felt so wrong, it felt so right
Don't mean I'm in love tonight
I kissed a girl and I liked it
I liked it

No, I don't even know your name, it doesn't matter
You're my experimental game, just human nature
It's not what good girls do, not how they should behave
My head gets so confused, hard to obey

I kissed a girl and I liked it
The taste of her cherry chapstick
I kissed a girl just to try it
I hope my boyfriend don't mind it

It felt so wrong, it felt so right
Don't mean I'm in love tonight
I kissed a girl and I liked it
I liked it

Us girls we are so magical
Soft skin, red lips, so kissable
Hard to resist, so touchable
Too good to deny it
It ain't no big deal, it's innocent

I kissed a girl and I liked it
The taste of her cherry chapstick
I kissed a girl just to try it
I hope my boyfriend don't mind it

It felt so wrong, it felt so right
Don't mean I'm in love tonight
I kissed a girl and I liked it
I liked it

Given

I thought that love would be softer, sweeter and kinder. I found out with my first love that those thoughts were just a happy delusion. Fall...