Skip to main content

Augush Rush

Salah satu film favoriteku adalah film ini, bukan hanya ceritanya yang bagus tapi music yang ada didalam film ini bisa membuatmu merinding mendengarnya. Film yang sangat mengharukan, aku menangis saat akhir cerita. Jadi tidak ada salahnya bila aku ceritakan sedikit tentang film ini.
Louis Connelly (John Rhys Meyers) adalah gitaris muda asal Irlandia yang sedang meniti karir sebagai anak band di New York. Namun cinta memang tidak berkasta dan bersuku, Louis dalam sebuah kesempatan, terlibat cinta kilat dengan dengan pemain cello bernama Lyla Novacek (Keri Russell) yang berasal dari keluarga konservatif yang ambisius. Namun hubungan mereka berakhir begitu saja, meski Louis masih jatuh cinta pada Lyla. Hasil hubungan keduanya melahirkan anak laki-laki bernama Evan Taylor (Freddie Highmore). Saat terlahir ke dunia, Evan ternyata diserahkan untuk diadopsi sang kakek yang tidak ingin karir Lyla terhambat.


Evan kemudian tumbuh menjadi anak panti asuhan. Dia terobsesi menemukan orangtuanya. Evan kemudian bertemu dengan pengamen cilik yang mengantarkan dirinya bertemu dengan Wizard (Robin Williams). Wizard lah yang menemukan bakat terpendam Evan di bidang musik. Wizard juga yang mengajarkan bahwa musik bisa mempertemukan orang. Hal ini kemudian dimanfaatkan Wizard untuk mendapatkan uang. Evan awalnya tidak keberatan disuruh mengamen karena ingin menemukan orangtuanya melalui musik.
Evan pun diberi nama panggung August Rush. Namun pihak panti asuhan kemudian melaporkan Wizard pada polisi sehingga Wizard dan anak-anak didiknya terpisah, termasuk Evan. Evan beruntung karena justru akhirnya terdampar di sekolah musik bergengsi, Julliard. Di sekolah itulah, August Rush maskin menguatkan tekadnya untuk memperdengarkan musiknya di depan umum agar bertemu dengan orangtuanya.

The Notes :
Film ini sama sekali bukan film musical. Film August Rush adalah film drama romantis yang berlatar musik apik dan keren yang digarap penata musik kelas Oscar Hans Zimmer. Musik yang dimainkan menjadi bagian penting dalam film ini. Beberapa bagian dalam film ini memperdengarkan score lagu yang utuh dan menyenangkan untuk dinikmati. Beberapa lagu di film ini berjenis gospel, sesuai dengan latar cerita saat August Rush menumpang tidur dip anti asuhan milik gereja.
Lagu yang paling menarik adalah lagu August Rhapsody yang komposisinya ditulis Mark Mancina dan memperdengarkan dominasi suara gitar yang tidak dipetik melainkan suara gitar yang dipukul. Dalam film ini, August Rush memang diceritakan menguasai alat musik gitar untuk pertama kali. Film berlatar musik seperti ini memang bukan hal baru. Film Music of the Heart, Sister Act, dan film Dangerous Mind’s memunyai sebuah benang merah yang sama yaitu musik bisa melembutkan hati manusia.

Meski bergenre drama romantis, namun film ini bukanlah sebuah film drama klise yang realistis atau malah over-realistis. Film ini lebih menyentuh jiwa penonton melalui musik, bukan melalui cerita drama romantis yang mendayu-dayu. Namun seperti juga sebuah film drama lainnya, banyak sekali kebetulan-kebetulan yang terjadi di dalam film ini. Aktor cilik Freddie Highmore bermain cemerlang dalam film ini.

Kehadiran Robin Williams yang berperan sebagai tokoh antagonis Wizard juga perlu mendapat acungan jempol. Peran klise dan kurang berkarakter justru diperlihatkan John Rhys Meyers yang aktingnya tidak berubah dan begitu-begitu saja sejak ikut ambil bagian dalam film Bend It Like Beckham dan Match Point. Tadinya peran Louis Connelly diproyeksikan sutradara Kirsten Sheridan untuk James Morrison, musisi pendatang baru berbakat yang tentu saja bisa memainkan alat musik. Namun sayang, James Morrison menolak peran ini dengan alasan hendak berkonsentrasi pada karir musiknya. Peran Wizard dalam film ini akan mengingatkan kita pada tokoh raja copet yang menguasai anak-anak kecil di film Oliver Twist.

Comments

Popular posts from this blog

Stranger III

Aku bergegas pulang, mencuci rambut, mengenakan baju merah dan mencari celana hitam namun tidak berhasil menemukannya di mana pun. Sialan! Di mana aku meletakannya? Tak ada waktu lagi aku memutuskan untuk mengenakan rok hitam. Tersenyum pada diriku sendiri saat berdiri di depan cermin, stoking hitam dan sedikit make-up. Melirik jam, baru sadar sudah jam 18:45. Seharusnya sudah berangkat. Aku memutuskan untuk berjalan ke bar karena cukup dekat, hanya beberapa blok dari tempat tinggalku. Aku mungkin akan memesan minum untuk membuatku sedikit lebih santai dan menunggu Ris. Sesampainya di bar tepat pukul 07:00, aku disambut Sue di depan counter. Aku memesan anggur putih, melirik sekeliling, satu kelompok orang di sebelah bawah bar, beberapa orang di salah satu stand dan beberapa anak perempuan di sudut agak gelap. Ada lagi sekelompok perempuan di ruang sebelah kolam renang tapi mereka semua memakai pakaian hitam atau t-shirt putih. Duduk menunggu, senang bahwa Sue sedikit sibuk k...

Lost Somewhere or Just Living My life?

Oh... waaw.... Sepertinya saya sudah menjadi anak yang hilang, tersesat entah di mana.   Seiring bertambahnya usia, kita terlalu malas mengurusi urusan temeh, drama yang tidak jelas. Fokus pada perjuangan kita sendiri untuk menjadi manusia sehingga setiap momen rentan, mungkin akan berumur pendek dalam ingatan. Saat kamu mencapai tingkat dalam hidup menjadi baik-baik saja, kamu merasa tidak memerlukan apapun lagi. Tapi Kenyamanan itu yang justru menimbulkan kebosanan.     But Sometimes, sometime... I miss those feelings, the freedom, the goosebumps when you see a new place, the joy of traveling, breathing air to your heart's content... being my self.

The Curse

Rabu kemaren salah satu kawan menyebut nama saya jadi salah satu orang yang di kutuk juga... ternyata kutukan ini berisi 11 hal tentang saya dan 11 hal yang harus saya jawab, dan 11 pertanyaan yang harus saya buat... jadi sebenernya gak bener-bener 11 ya... klo di jumlahin malah jadi 33 biji. Haduuhh... Pagi-pagi dah dapet Per Er jugaaa... banyak pulaaa....  Baiklaahhh... ayo kita mulai kerjain Per Er nya... tapi sebelum nulis tuh, saya biasanya ritual dulu, ngopi dulu lah, ngerokok dulu lah, twitteran dulu lah, efbean dulu lah... hehehe... Akhirnya gak nulis-nulis. Canggih ya.... hehe...  11 tentang Floo : 1. Saya anak pertama dari 4 bersodara, entah mungkin karena anak paling gede nih, sejak kecil saya paling sering di suruh ini itu. Mulai ambil kayu bakar di hutan sampe gembala sapi... hehehe.. gak denk. Keluarga mempercayakan banyak hal pada saya... termasuk mengurus diri sendiri. Dari zamannya saya masih SMU sampe kerja, saya ngekos (beli rumah belum mampu w...