Tuesday, February 21, 2012

Dia

Pertama-tama, aku akan mencari tahu semua hal tentangnya. Aku akan menghabiskan waktu-ku berada di sekitarnya, tentu saja tanpa sepengetahuannya. Aku akan mencari tau makanan apa yang dia suka? Anggur putih atau merah? Apakah dia suka fashion? Musik - jenis musik apa? Apakah dia sering olahraga dan jika iya, olahraga apa? Jika tidak, kenapa? Ketika dia berjalan dengan wajah sedikit tersenyum, dan mata yang begitu cerah - apa yang ada dalam pikirkannya? Kenapa dia tidak berangkat kerja dengan mobilnya sendiri? Apakah ia ingin sedikit berjalan kaki atau sekedar berolahraga? Setiap kali berbicara, suaranya begitu lembut - kenapa? Kenapa, kenapa, kenapa. Aku ingin semua jawabannya. 
Setelah aku tau semuanya, aku akan memotong rambutku, merubah cara berpakaianku. Aku akan berhenti minum, atau memakan junk food dan hanya memakan wortel. Aku akan menyingkirkan mobilku, mungkin nanti aku akan membeli sepeda sebagai gantinya. Switch career for sure. Mountain biking bukanlah minatku dari awal, tetapi mungkin nanti aku akan melakukannya sekali-sekali. Aku akan memelihara burung dan ikan. Aku akan bicara dengan cara yang berbeda, mungkin belajar bahasa french juga. Aku akan mulai pergi ke museum. Membeli beberapa karya seni. Aku akan membuat yayasan yang menyelamatkan ikan paus. Aku akan melakukan apapun yang perlu dilakukan - untuknya. 
Dia tidak akan melihatku pada awalnya, terlalu cepat memang dan aku tidak mau membuatnya sedikit takut dengan keberadaanku. Aku akan sangat bersabar. Tetapi cepat atau lambat dia akan bertanya-tanya siapa orang yang yang selalu makan pasta di restoran favoritnya? Siapa yang selalu datang di waktu yang sama dan duduk di meja makan yang terletak tepat di depannya? Begitu dia melihatku aku akan menyapa. Berbicara dengannya. Kita akan berbicara tentang makanan, fashion, musik, olahraga, mobil, semua hal yang dia minati.
Kemudian dia jatuh cinta, aku sudah bisa merasakannya. Dia akan mulai merasa orang ini yang selalu ada di restaurant favoritnya adalah pasangan yang sempurna untuknya. Dia akan pastikan untuk selalu berada di sana pada waktu yang sama setiap minggu. Dan aku akan selalu berada di sana pada waktu yang sama juga. 
Kami berbicara lebih banyak. 
Kemudian… 
Apakah kamu mau pergi ke bioskop dengaku? 
Ya. Jawabnya. 
Kemudian kita pergi berdua. Kita berjalan bersama-sama. 
Dia tersenyum seperti biasa. Aku tersenyum juga. 
Aku mencintaimu katanya. 
Aku mencintaimu. 
Lalu… 
Dia mengajakku ke apartmentnya 
Dia menawarkan secangkir Coffee 
Aku berpamitan pulang, tetapi dia melarangku 
Kemudian dia memelukku 
Kami saling berciuman 
Kemudian...
Kami bercinta 
Hidup berjalan seperti yang sudah seharusnya. Kami saling berbagi semuanya. Dia memasak untukku, kami tidur saling berpelukan. Setiap pagi aku mengecup keningnya, dan berangkat kerja. Kami selalu menyempatkan makan malam bersama, dan dia lebih suka menghabiskan waktu liburnya denganku.
Tahun-tahun berlalu, aku mendapatkan promosi dari kantor. Aku mulai jarang pulang, terlalu sibuk. Aku lebih banyak makan malam di luar dengan rekan kerja. Dia lebih suka menghabiskan waktunya ke salon dan belanja bersama teman-temannya. 
Saat pulang dia sudah tertidur, dan saat aku berangkat dia belum terbangun. Aku mulai lupa seperti apa wajahnya. Dia tidak lagi berjalan dengan wajah tersenyum. Aku tidak lagi ingat cara dia makan, suarannya seakan menjadi sunyi.  
Kami berpisah...
Kemudian aku mengetahui bahwa dia mempunyai hubungan baru dengan orang lain. Dia mendapatkan segala sesuatu yang tidak aku lakukan untuknya. Dia berjalan dengan wajah tersenyum lagi. Dia lebih bahagia. 
Dia tidak lagi seperti sebelumnya.
Dia berubah. 
Begitu juga aku...

No comments:

Given

I thought that love would be softer, sweeter and kinder. I found out with my first love that those thoughts were just a happy delusion. Fall...